Kampus ITS, ITS News – Kekeringan merupakan permasalahan yang sering terjadi di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Hal ini membuat beberapa desa di kabupaten tersebut seperti Desa Jumok dan Desa Nganti sulit mendapatkan air bersih. Oleh karena itu, 30 mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) guna menemukan sumber air untuk pembuatan sumur wakaf.
Ketua tim KKN tersebut, Athif Afisga Mathoyah mengatakan bahwa kekeringan yang terjadi di Desa Jumok dan Desa Nganti, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ini diakibatkan oleh kemarau yang panjang. Selain itu, keberadaan sumur air tanah yang minim juga mengakibatkan kurangnya ketersediaan air di desa tersebut. “Oleh karena itu, mereka selalu berharap pada bantuan tangki air yang datang saat musim kemarau,” katanya.
Demi menyelesaikan permasalahan tersebut, Athif bersama timnya berinisiatif untuk membuat sumur-sumur wakaf. Pada penerapannya, Athif bersama tim mencari titik-titik sumber air tanah yang ada di kedua desa tersebut. Tidak hanya itu mereka juga mencari kedalaman yang efektif bagi sebuah sumur menggunakan metode geolistrik. “Metode ini merupakan metode pendeteksian pengukuran potensial, arus, serta medan elektromagnetik yang terjadi akibat injeksi maupun alamiah,” tambahnya.
Mahasiswa angkatan 2019 ini melaporkan bahwa KKN yang dimulai dari awal Juli 2021 tersebut, kini telah berhasil menemukan empat titik sumber air. Keempat sumber tersebut diperoleh dari dua sumber di Desa Nganti dan dua sumber di Desa Jumok. “Data dari sumber-sumber air inilah yang kemudian akan menjadi patokan-patokan pembuatan sumur,” ungkapnya.
Athif menjelaskan bahwa dalam pelaksanaanya KKN yang dibimbing oleh Yoyok Setyo Hadiwidodo ST MT PhD ini bekerja sama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Bojonegoro. Data-data titik sumber air dan kedalaman sumur yang telah ditemukan kemudian akan diserahkan kepada ACT Bojonegoro untuk ditindaklanjuti. “Setelah itu, ACT Bojonegoro inilah yang kemudian akan melanjutkan pembangunan sumur, keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK), serta pipanisasi ke rumah-rumah warga,” ujar mahasiswa Departemen Teknik Kimia ini.
Alumnus SMA Negeri 1 Bojonegoro ini mengatakan bahwa dalam penerapannya terdapat beberapa kendala yang mengharuskan adanya penelitian lebih lanjut. Salah satunya adalah adanya titik air yang memiliki rasa asin. Rasa asin ini tentu dapat menjadi permasalahan untuk sebuah sumber air. “Oleh karena itu, kami terutama mahasiswa yang berasal dari Departemen Teknik Lingkungan kini sedang menyelidiki penyebab dari hal tersebut,” paparnya.
Mengutip dari perkataan dosen pembimbingnya, Athif menyampaikan bahwa dengan adanya program KKN ini diharap dapat menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat. Secara pribadi, Athif juga berharap KKN ini dapat meningkatkan kemampuan kerjasama tim bagi mahasiswa. “Tidak hanya itu, kami para mahasiswa berharap dengan adanya KKN ini dapat mengatasi permasalahan kurangnya air bersih di Desa Nganti dan Desa Jumok,” pungkas mahasiswa asal Cepu ini dengan penuh harap. (*)
Reporter: Nadila Wulan Cahyani
Redaktur: Heny Tri Hendardi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan