ITS News

Rabu, 20 November 2024
08 September 2021, 13:09

Bantu Atasi Kekeringan, Tim KKN ITS Petakan Sumber Air Bersih

Oleh : itszar | | Source : ITS Online

Sesi Foto Bersama Tim KKN ITS dengan Perangkat Desa Pacing

Kampus ITS, ITS News Berangkat dari masalah tahunan berupa sulitnya akses air bersih kala kemarau yang melanda Desa Pacing, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang berdomisili di Bojonegoro cetuskan solusi berupa pemetaan potensi air tanah menggunakan metode Geolistrik.

Ketua tim KKN, Dinta Gema Aditya mengatakan bahwa kelangkaan air bersih selama kemarau menyebabkan terhambatnya aktivitas masyarakat desa. Menurutnya, untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak dan minum, warga harus mengambil air di sumur desa lain yang berjarak sekitar 2 kilometer.  Selain itu, sulitnya akses air bersih juga berimbas pada sektor pertanian yang menjadi potensi desa ini.

Salah satu solusi untuk menyelesaikannya adalah dengan membuat sumur tanah di sekitar pemukiman. Namun, mahasiswa yang akrab disapa Gema ini mengatakan, sukarnya mencari titik mata air menjadi kendala bagi warga Desa Pacing untuk melakukan pengeboran. “Meskipun telah merogoh biaya yang mahal, terkadang titik mata air yang tepat belum dapat ditemukan,” terangnya.

 

Proses Pengukuran Menggunakan Geolistrik oleh Tim KKN Abmas ITS

Oleh karena itu, tim KKN yang bekerja sama dengan mitra melalui Yayasan Manarul Ilmi (YMI) ITS ini menggunakan metode Geolistrik untuk mencari titik mata air secara lebih efektif dan tepat. Dijelaskan Gema, Geolistrik sendiri merupakan salah satu metode geofisika yang bertujuan mengetahui sifat-sifat kelistrikan lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara menginjeksikan arus listrik ke dalam tanah. 

Lebih lanjut ia menjelaskan, metode ini mengukur resistivitas atau tahanan jenis dari batuan. Sumber air dapat diketahui sebab batuan yang mengandung banyak air memiliki konduktivitas semakin besar, sehingga resistivitasnya akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya.

Selain bertugas mencari titik sumber air yang tepat, Gema mengungkapkan bahwa tim juga akan mengimplementasikannya dari hasil pemetaan sumber air diantaranya dalam bentuk pengeboran sumur di lokasi potensi yang baik. “Selain itu, pembangunan sumur dilakukan di fasilitas umum desa seperti masjid dan sekolah,” jelasnya.

Dosen Pembimbing, Tenaga Ahli, dan Kepala Desa Saat Melakukan Diskusi di Lokasi

Dalam pelaksanaannya, mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah Kota angkatan 2019 ini berujar, tim KKN ini terdiri dari mahasiswa  berbagai departemen. Maka dari itu, saat menerapkan abdi masyarakat ini berbagai ilmu turut digunakan. “Kegiatan pengukuran melibatkan perangkat desa, warga desa, mahasiswa ITS sejumlah 30 orang, tenaga ahli geofisika, serta dosen pembimbing,” paparnya.

Tim yang dibimbing oleh Juan Pandu Gya Nur Rochman SSi MT ini mengaku menyayangkan karena linimasa yang dirancang sedikit mundur selama dua pekan akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Meski demikian, Gema berharap kegiatan abdimas ini dapat menjadi sarana berkontribusi mahasiswa di masyarakat serta membantu memenuhi kebutuhan air bersih di Desa Pacing. Senada dengan hal tersebut, Sang Dosen pembimbing juga berharap debit dan kualitas air di Desa Pancing dapat meningkat setelah kegiatan ini.(*)


Reporter : Fatima Az Zahra
Redaktur: Fatih Izzah

 

Berita Terkait