Wahyu Pamungkas menjawab pertanyaan dari para peserta dalam webinar promosi doktornya yang dihelat secara daring
Kampus ITS, ITS News – Teknologi komunikasi antarkendaraan atau Vehicle to Vehicle (V2V) Communication yang sedang dikembangkan untuk masa depan, ternyata masih terdapat beberapa gangguan dalam sistem komunikasinya. Salah satunya adalah pergeseran frekuensi yang diterima oleh kendaraan penerima yang disebabkan adanya efek doppler.
Mengatasi hal tersebut, mahasiswa program doktor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan penelitian melalui deteksi parameter waktu koherensi pada kanal komunikasi. Ialah Wahyu Pamungkas, lelaki yang baru saja menyelesaikan pendidikan doktornya di Prodi S3 Teknik Elektro ITS.
Melalui usulan metode dalam disertasinya yang berjudul Mitigasi Efek Doppler pada Kanal V2V dengan Penghambur Bergerak Menggunakan Ekualisasi Dinamis Berbasis Waktu Koherensi, Wahyu berhasil mendapatkan kinerja sistem yang lebih baik sampai dengan 48 persen dan 63 persen dari dua metode terdahulu.
Wahyu Pamungkas, doktor baru dari Departemen Teknik Elektro ITS yang menggagas metode mitigasi efek doppler pada kanal V2V melalui deteksi parameter waktu koherensi
Kinerja yang baik ini didapatnya setelah melakukan deteksi parameter waktu koherensi pada kanal komunikasi nirkabel, sehingga tidak mengalami gangguan akibat efek doppler dan mengatur susunan frame data pada kanal. Dengan demikian, data yang dikirim selalu berada dalam selang waktu tersebut. “Selang waktu pada saat komunikasi menjadi lebih mudah dilakukan inilah yang disebut waktu koherensi,” imbuh Wahyu.
Doktor yang juga merupakan dosen Institut Teknologi Telkom Purwokerto ini menjabarkan, penelitiannya ini kelak dapat digunakan oleh pihak industri otomotif maupun industri telekomunikasi secara luas. Yakni dengan menerapkan algoritma rancangannya pada chip utama komunikasi V2V yang akan diletakkan di BTS C-V2X pada teknologi 5G maupun kendaraan otonom.
Wahyu Pamungkas menjelaskan hasil penelitian dalam disertasinya dalam webinar promosi doktor baru Departemen Teknik Elektro ITS
Namun, lanjut Wahyu, masih perlu dilakukan uji pada kanal pengukuran yang datanya didapat dari lingkungan wilayah Indonesia dan dilakukan kerja sama dengan pihak industri terkait. “Barangkali 5-10 tahun ke depan, hasil penelitian saya baru bisa digunakan secara nyata oleh masyarakat,” ungkapnya.
Konsep deteksi koherensi ini juga dapat diterapkan untuk komunikasi mobile lainnya seperti satelit orbit rendah atau Low Earth Orbit (LEO). “Saat ini sedang dilakukan kerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk meminimalisir efek doppler pada satelit orbit rendah mereka,” imbuh lelaki asal Purwokerto ini.
Ke depannya, Wahyu berharap dapat melakukan kolaborasi lebih lanjut dengan berbagai pihak yang tertarik dengan konsep mitigasi efek doppler menggunakan ekualisasi dinamis berbasis deteksi waktu koherensi. Termasuk juga kampus ITS, untuk mengembangkan dan mengimplementasikan penelitiannya ini. (HUMAS ITS)
Reporter: Raisa Zahra Fadila
Kampus ITS, ITS News — Semarak Bulan Syawal tak berhenti membawa berkah bagi keluarga besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, ITS News — Perbedaan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran seringkali menjadi tantangan pengajar di ruang kelas. Menjawab hal
Kampus ITS, ITS News — Wisudawan program doktor dari Departemen Teknik Sistem dan Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Hujan deras yang mengguyur berbagai daerah di Indonesia akhir-akhir ini kerap memicu bencana tanah