Kampus ITS, ITS News – Sebagai kampus teknologi yang melahirkan teknisi handal penerus bangsa, penting bagi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk berkontribusi dalam implementasi Process Safety Management (PSM). Hal ini bertujuan untuk meminimalisir konsekuensi kecelakaan guna mencapai keselamatan pekerja yang lebih besar.
Fahrudin Arrozi selaku kepala Sub Regional Process Safety untuk Indonesia, Australia dan New Zealand di Cargill menerangkan PSM merupakan sebuah manajemen proses yang mencakup berbagai elemen untuk membantu institusi mengurangi frekuensi dan menghindari kecelakaan serta bencana. “Guna menghasilkan kinerja dan budaya keselamatan, mengurangi biaya kecelakaan serta meningkatkan reputasi perusahaan,” jelasnya.
Dalam kasus industri yang menangani bahan kimia, PSM ini bertujuan mencegah dan meminimalkan konsekuensi pelepasan bahan kimia berbahaya di fasilitas dan sekitarnya. Sehingga perlu dikembangkan program PSM yang efektif melindungi karyawan, kontraktor, dan pengunjung fasilitas. “Adapun industri ini meliputi petrokimia, farmasi, cat, perekat dan sealant, pengolahan makanan, industri organik dan anorganik, serta pabrik kertas,” jelas pria yang akrab disapa Fahrudin.
Alumnus Teknik Kimia ITS ini juga menjelaskan bagaimana cara lembaga mengetahui penerapan program PSM mereka telah memenuhi peraturan Occupational Safety and Health Administration (OSHA). Yakni dengan cara mengetahui 14 elemen persyaratan minimum yang diambil dari peraturan OSHA 1910.119 untuk kepatuhan program PSM.
Semua informasi seperti dari tanggal, peralatan, personel, informasi keselamatan proses, dan analisis bahaya proses harus dicatat dan disimpan. Karena informasi historis fasilitas dan peralatan tersebut akan digunakan sebagai dasar audit di masa mendatang. Di sisi lain, keterlibatan karyawan juga sangat berperan penting dalam kepatuhan program PSM, sehingga setiap individu diharuskan memahami elemen terkait.
Selain itu, lanjut Fahrudin, sistem manajemen perubahan, audit kepatuhan, dan rahasia dagang institusi ini sangatlah penting terhadap elemen PSM. Sehingga institusi perlu memiliki proses yang terorganisir untuk mengelola perubahan prosedural terkait bahan kimia proses, teknologi, dan peralatan. “Agar tetap mengikuti perkembangan praktik dan teknologi, institusi perlu memastikan individu mensertifikasi ulang kredensial mereka setidaknya setiap tiga tahun,” tambahnya.
Dalam webinar berjudul “How Can University Contribute To The Process Safety Management (PSM) Implementation”, Fahrudin mengingatkan ada banyak insiden terjadi di industri bahan kimia yang telah dilaporkan selama beberapa tahun ke belakang. Sekaligus tak menutup kemungkinan, ke depan akan ada potensi untuk pelepasan bahan kimia berbahaya secara tidak sengaja atau ketika tidak terkontrol dengan baik.
Di akhir pemaparan, Fahrudin berharap kepada institusi yang berhubungan dengan teknik dan kimia ini akan sangat memperhatikan program PSM yang berpedoman pada OSHA 1910.119. “Sehingga dengan adanya pemaparan PSM dan beberapa insiden tersebut, institusi dapat berjuang dengan gigih untuk menerapkan PSM,” harapnya menutup pemaparan materi. (*)
Reporter: Fauzan Fakhrizal Azmi
Redaktur: Najla Lailin Nikmah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan