ITS News

Minggu, 17 November 2024
24 September 2021, 21:09

Tim KKN ITS Kembangkan Alat Pembasmi Hama

Oleh : Tim Website | | Source : ITS Online

Tim KKN Abmas Departemen Teknik Instrumentasi ITS bersama para petani saat menguji cobakan teknologi baru pembasmi hama

Kampus ITS, ITS News – Kegagalan hasil panen padi akibat hama serangga menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh petani Desa Pepe, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Berangkat dari persoalan itu, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian Masyarakat (Abmas) Departemen Teknik Instrumentasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), mengembangkan teknologi alat pembasmi hama untuk meningkatkan produktivitas hasil panen.

Ketua tim KKN, Alief Muhammad mengatakan, berbagai metode telah dilakukan oleh petani setempat untuk mengusir kawanan wereng hijau, wereng batang coklat, kepinding tanah, sambermata, hingga lalat buah tersebut. Mulai dari mina padi, pengasapan, menggunakan bawang putih, hingga metode berbahaya yaitu penyemprotan pestisida. “Sayangnya, berbagai upaya yang telah dilakukan itu belum bisa menyelesaikan masalah yang ada,” sambungnya.

Parahnya, lanjut Alief, upaya penyemprotan menggunakan pestisida dapat menimbulkan berbagai efek mulai dari pencemaran lingkungan yang merusak unsur hara mikro dan makro tanah, penurunan kesuburan tanah, sampai bahaya untuk kesehatan manusia khususnya petani. “Oleh karena itu, kami coba mengimplementasikan inovasi alat pembasmi serangga berbasis teknologi ultrasonic wave dan light trap yang mengambil prinsip pemanfaatan energy photovoltaic,” ujarnya.

Teknologi baru pembasmi hama hasil rancangan tim KKN Abmas ITS

Mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi angkatan 2018 ini menegaskan, penggunaan light trap dalam membasmi hama sebenarnya telah diupayakan oleh beberapa petani dengan sumber daya listrik dihubungkan pada rumah petani yang letaknya tidak terlalu jauh dari sawah. Namun, sistem ini membuat para petani mengeluh akibat lonjakan tagihan listrik yang dibayarkan. “Hal ini dirasa tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh petani,” tambahnya.

Sehingga, pada teknologi baru yang dirancang ini, tim KKN Abmas ITS membuatnya dengan bersumber dari energi solar panel yang sangat dapat membantu petani baik secara keuangan maupun kesehatan. Selain itu, penggunaan gelombang ultrasonic yang menghasilkan frekuensi lebih dari 40 kHz juga dapat menghambat komunikasi hama wereng dan menimbulkan reaksi gerak pasif. Dengan begitu hama dapat lebih cepat mati. “Sebab alat dirancang akan bekerja saat matahari sudah tenggelam,” ucapnya.

Lebih lanjut, Alief memaparkan, alat ini didesain dengan mengatur cahaya yang dihasilkan oleh light trap saat malam hari berintensitas efisien sebagai upaya untuk memikat serangga agar jatuh ke box controller yang sudah terdapat larutan detergen didalamnya. Lampu yang dipasang pada kerangka alat juga telah diatur lebih tinggi dari tanaman padi kurang lebih 1 meter. “Hal ini dilakukan sebab rata rata ketinggian terbang dari serangga berkisar sekitar 1 meter,” bebernya.

Teknologi baru pembasmi hama saat digunakan di sawah Desa Pepe, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah saat malam hari

Di akhir, tim bimbingan Brian Raafi’u SST MT ini berharap, dengan adanya teknologi baru ini, menjadikan permasalahan akibat hama serangga dan ketergantungan terhadap penyemprotan pestisida dapat teratasi sekaligus memberi jaminan kesehatan petani padi. Sehingga kualitas beras yang dihasilkan dari panen padi di Desa Pepe, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dapat kembali meningkat dan mensejahterakan masyarakat,” pungkasnya penuh harap. (*)

 Reporter: Mukhammad Akbar Makhbubi

Redaktur: Heny Tri Hendardi

Berita Terkait