Kampus ITS, ITS News – Tata dan kelola kota serta manajemennya menjadi bahasan yang cukup kompleks terkait kota berbasis smart city. Namun, hal tersebut terangkum dalam SDGs (Sustainable Development Goals) 11. Guna memahaminya lebih dalam, dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bahas tata kelola dan manajemen perkotaan serta kaitannya dengan SDGs 11.
Ahli Smart City, Anisah Herdiyanti SKom MSc, menuturkan bahwa poin ‘smart city and communities’ yang tercantum dalam SDGs 11 berkaitan dengan sistem pengelolaan dan manajemen perkotaan, mulai dari pengelolaan sampah, air, dan banyak lainnya. “Sebenarnya ini berkutat pada bagaimana sebuah sistem bisa terintegrasi dengan sistem yang lain sehingga bisa mengatasi masalah di perkotaan,” jelasnya.
Anisah, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa guna mewujudkan smart city, biasanya digunakan bantuan teknologi. Hal tersebut dikarenakan seiring perkembangan zaman, teknologi yang juga semakin berkembang mampu membantu terwujudnya kota berbasis smart city ini. “Kalau sekarang ini biasanya terintegrasi dengan IoT (Internet of Things),” imbuhnya.
Adapun smart city yang baik ialah pemanfaatan teknologi yang ada, digunakan untuk melayani masyarakat. Indikator hal tersebut meliputi jaringan informasi yang memadai, optimalisasi sumber daya manusia, dan bisa mempromosikan pembangunan yang berkelanjutan agar efektif.
Dosen Departemen Sistem Informasi ITS ini berujar bahwasanya smart city sebenarnya tercipta dari manusia. Hubungan antar manusia dengan permasalahan perkotaan yang ada inilah yang menjadikan terciptanya jaringan informasi. Sehingga, jaringan informasi ini dilandaskan sebagai konsep tata kelola dan manajemen kota. “Jaringan informasi ini juga mendasari terciptanya SDGs 11,” tutur wanita itu.
Kemudian, lanjutnya, sumber daya manusia yang ada haruslah dioptimalkan. Sebuah teknologi nantinya tidak akan berjalan optimal dan efisien apabila sumber daya manusia yang ada masih minim. “Hal tersebut akan berdampak pada aspek keberhasilan terciptanya smart city,” ujarnya.
Adapun aspek terakhir ialah berupa kemampuan untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan dimaksudkan pada adanya sebuah jalinan antar aspek kehidupan dan perkotaan dengan teknologi. Misalnya dilihat dari aspek sosial di perkotaan, ada sebuah lingkungan yang harus tetap dijaga dan dilestarikan. Ada pula dari segi ekonomi yang harus diperhatikan.
Terakhir, karena banyaknya keterkaitan yang ada untuk mewujudkan kota berbasis smart city, Anisah menyarankan agar para mahasiswa mempelajari hal-hal tersebut kepada ahli yang lain juga. “Bisa belajar terkait aspek lingkungan sehubungan SDGs 11 pada dosen teknik lingkungan, dan juga aspek lainnya kepada dosen terkait,” pungkasnya. (*)
Reporter : Irwan Fitranto
Kampus ITS, ITS News — Indonesia IT Security Conference (IDSECCONF) 2024 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga membahas
Kampus ITS, ITS News — Seiring perkembangan teknologi, kebutuhan keamanan data semakin digalakkan, salah satunya melalui pengembangan Local Large
Kampus ITS, ITS News — Nalarfest 2024 hadir sebagai ajang inspiratif yang menggabungkan dunia ilmu pengetahuan dan sastra untuk
Kampus ITS, ITS News — Mendukung keberlanjutan masa depan, Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital (FDKBD) Institut Teknologi Sepuluh