Kampus ITS, ITS News – Diselimuti oleh kesibukan sebagai mahasiswa semester 7 tidak menghalangi seorang mahasiswa untuk tetap menorehkan prestasi. Salah satunya Safarina Fiidinilah Rozi (Safa), salah satu Mahasiswa Institut Teknolog Sepulu Nopember (ITS) Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV). Perempuan ini berhasil juara satu pada perlombaan Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) 20 Juz Putri yang diadakan oleh Universitas Lampung Mangkurat (ULM) tahun 2021.
Sebelum mengikuti perlombaan ini, Safarina Fiidinillah Rozi atau yang kerap dipanggil Safa telah memiliki pengalaman yang erat dalam bidang MHQ. Sekitar bulan November 2019, Safa telah berhasil meraih juara satu di cabang MHQ 20 Juz Putri Tingkat ITS. MHQ sendiri merupakan sebuah cabang dari perlombaan Musabaqah Tilawatil Qur`an (MTQ) yang setiap tahunnya sering diadakan oleh ITS melalui ITS Quranic Studies (IQS).
Safa mengatakan bahwa berkat pengalaman yang telah dicapai sebagai juara satu lomba MHQ 20 Juz di tingkat ITS, Safa dapat terpilih menjadi peserta kontingen MTQ ITS cabang MHQ. Menurut Shafa, dalam pagelaran MTQ ULM 2021 ini, ITS mengeluarkan sepuluh perwakilan peserta. Salah satunya mengikuti cabang MHQ Juz 10 Putra.
Dalam mempersiapkan kematangannya untuk perlombaan, perempuan berkacamata ini sempat bingung untuk melakukan latihan dikarenakan kondisi pandemi yang serba terbatas. Belum lagi disela persiapannya, Safa juga memiliki kewajiban dalam kepengurusan di IQS. Namun menurut Safa, ia tetap memiliki tekad yang kuat sehingga disela kesibukannya dia tetap dapat memantapkan persiapan perlombaanya.
Selain itu, Safa juga harus menghadapi permasalahan di bidang manajemen waktu. Safa harus membagi waktu antara bekerja magang, tugas kuliah dan persiapan diri untuk lomba MHQ. Namun, menurut Safa, permasalahan diatas dapat terselesaikan karena dia mendapatkan bantuan dari teman SMA nya. Mereka saling berlatih selama satu minggu untuk persiapan lomba. Safa juga akui dapat mengatur waktu yang baik dengan membuat jadwal aktivitas mingguan. “Solusinya untuk mengatur waktu jadi bisa kita atur sendiri sesuai kebutuhan pribadi. Jadi gak panik lagi karena udah ketemu solusinya,” tuturnya.
Safa menyebutkan, sistem perlombaan MHQ ULM 2021 diselenggarakan secara daring dan luring. Dari pihak tuan rumah (ULM) juga mengirim peserta, sehingga beberapa dari pesertanya bisa hadir secara langsung di ULM. Pada kategori yang Safa ikuti (hifdzil qur’an) terbagi atas 2 tahap seleksi yaitu tahap penyisihan dan Grand Final. Untuk di tahap penyisihan, para peserta mengirimkan berkas video dan akan dipilih sepuluh atau lima besar untuk maju ke tahap Grand Final.
Pada Tahap Grand Final di cabang 20 juz, terpilih sepuluh besar Putra, dan lima besar Putri. Dan diantara lima besar ini, Safa termasuk didalamnya. Peserta akan diundi sesuai nomor urut yang ditentukan panitia dan mengambil paket soal. “Setiap paket soal isinya ada 3 soal, yang isinya adalah awalan bacaan ayat. Nah, tugas kita deh untuk lanjutin ayatnya sampai diminta berhenti,” jelas Safa.
Safa mengungkapkan selama mengikuti kompetisi ini, tujuan utamanya bukanlah pencapaian angka. Terutama ketika kompetisi yang melibat Al-Qur’an. Menurut nya, ketika berada diatas mimbar, apapun bisa terjadi termasuk secara tiba-tiba dikaburkan ingatannya. Bahkan keajaiban pun bisa datang sehingga lancar dalam membaca ayat. “Semuanya tergantung sama hati kita. Bersih dan kotornya hati kita karena menurut saya di cabang ini lebih unik dan ajaib dibandingkan cabang lomba yang lain,” ungkap nya.
Safa menyampaikan bahwa menurutnya ada beberapa aspek penampilan yang berpengaruh besar terhadap penilaian juri. Seperti kelancaran, fasih membaca, fashohah dan tajwid, dan irama. Menurut nya, alasan dia dapat menduduki posisi juara satu berada di aspek kelancaran. “Sebenernya fashohah peserta yang lain banyak banget yang bagus. Tapi karena di cabang MHQ, bobot penilaian kelancaran tetap yang utama,” ucap nya. Diantara para peserta, diketahui bahwa Safa mendapatkan skor tertinggi, yaitu 87, diantara para peserta lainnya.
Perempuan alumni SMA IT Darul Qur’an Mulia ini juga sempat menceritakan bagaimana sekolahnya yang dulu membentuk dirinya. Ilmu dan bimbingan yang dia peroleh selama 6 tahun disana telah memberikannya bekal yang besar bagi dirinya di dunia MTQ ini. “Walaupun modalnya belum cukup, tapi jasa dari guru aku lah yang membentuk aku seperti sekarang,” jelas Safa.
Tidak lupa pula, Safa ucapkan rasa syukur atas karunia Allah yang telah dia rasakan. “Pada akhirnya menang atau kalah semuanya berbentuk ujian. Dan semua pencapaian tidak bisa kita sebut atas jasa saya sendiri tanpa adanya keterlibatan Allah, karena pencapaian manusia cuma bisa terjadi atas karunia Allah” pungkasnya di akhir. (*)
Reporter : Ion22
Redaktur : Qin
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan