Kampus ITS, ITS News — Sukses raih Juara Umum, Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Gemastik) XIV bawa kenangan manis bagi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Euforia kemenangan juga ini dirasakan Tim DPP-C-Kelompok 7 yang juga turut sumbang medali pada cabang lomba Desain Pengalaman Pengguna atau UX Design melalui ide aplikasi bernama Ponica.
Ialah Muhammad Asad Al Balad, Raisa Zahra Fadila, dan Radya Amirur Rahman, tiga mahasiswa Departemen Sistem Informasi yang ciptakan pengalaman bagi para petani hidroponik pemula untuk mengembangkan pertaniannya. Dengan bimbingan Rully Agus Hendrawan SKom MEng, mereka berhasil raih medali perunggu.
Aplikasi Ponica memiliki tiga pengalaman utama yang dapat mendukung petani hidroponik pemula dengan tingkat produksi rendah untuk menghasilkan keuntungan berlimpah dari kebunnya. Pengalaman utamanya adalah crowd selling, petani pemula dapat menjual hasil panen bersama dengan petani lain melalui jaringan yang telah dibentuk petani lama dan menyesuaikan kapan harus menanam dan panen.
Selain itu, Ponica juga ditunjang dengan dua pengalaman lainnya yakni asisten rekayasa tanam dan penyelesaian masalah tanaman dengan teknologi kecerdasan buatan pada kamera. Solusi ini diajukan karena petani pemula umumnya memiliki masalah pada kualitas panen yang tidak sesuai kriteria pembeli.
Tiga solusi ini didasari pada masalah minimnya jaringan petani pemula yang mengakibatkan mereka sulit memasarkan dan menjual produknya. Asad dan timnya memilih berfokus pada masalah penjualan dari petani hidroponik karena nilai ekonomis dari pertanian hidroponik merupakan ruang lingkup utama yang menjadi motivasi para petani untuk bertahan.
Dalam mendapatkan ruang lingkup permasalahan ini, Tim DPP-C-Kelompok 7 melakukan observasi kebiasaan petani melalui komunitas media sosial dan wawancara dengan petani hidroponik, mulai dari petani pemula, senior, hingga yang pernah gagal. “Untuk mendapatkan pemahaman masalah yang dalam kami harus melakukan semuanya secara totalitas,” imbuh Asad.
Usai mendalami masalah, Asad membeberkan jika perjalanan membentuk solusi tidak dilakukan secara instan. Perlu dilakukan beberapa kali iterasi yang dibarengi dengan brainstorming dan diskusi tim. Hasilnya didapatkan gagasan produk matang yang benar-benar berangkat dari permasalahan pengguna.
Selama proses pengerjaan, Asad mengaku keterbatasan waktu dan manajemen waktu yang baik menjadi batu loncatan terbesar yang harus ia dan timnya lalui. “Kejar-kejaran dengan deadline karena waktu pengumpulan kompetisi yang dimulai lebih awal jika dibandingkan tahun lalu, dan bersamaan juga dengan dimulainya semester ganjil,” paparnya.
Kerja keras berbuat manis, Asad dan rekan-rekannya berhasil melalui kesulitan yang dihadapi dan menyelesaikan dokumen serta prototipe tampilan antarmuka tepat pada waktunya, terlebih lagi memberikan yang terbaik pada saat perlombaan.
Berhasil mendapat raihan medali membanggakan, Asad mengaku senang dan mengapresiasi kerja keras yang dilakukan timnya. Ia juga bersyukur atas segala bantuan yang ia terima. “Kami sangat berterima kasih terutama pada Tim Kawal Gemastik ITS yang mendukung segala proses kami mulai dari tahap penyisihan hingga final,” tegasnya penuh syukur.
Langkah berikutnya, Asad memiliki proyeksi untuk melanjutkan ide Ponica menjadi sebuah startup. “Tapi sebelum itu, saya ingin bertani hidroponik terlebih dahulu untuk mengetahui bagaimana komunitas hidroponik berjalan dan memahami permasalahannya lebih dalam lagi,” tandasnya.(*)
Reporter: Raisa Zahra Fadila
Redaktur: Sofyan Abidin
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di