Kampus ITS, ITS News — Meskipun Departemen Aktuaria merupakan salah satu primadona bagi calon mahasiswa dan lulusannya memiliki prospek kerja yang menjanjikan, masih banyak orang yang belum mengetahui apa itu ilmu aktuaria. Oleh karena itu, Himpunan Mahasiswa Aktuaria Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar Webinar Wahana Penjelajah, Sabtu (16/10) untuk mengenalkan ilmu aktuaria kepada khalayak.
Fitria Andaryani, Deputy Manager Actuary and Risk Management dari PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia selaku pembicara pada webinar tersebut menjelaskan bahwa ilmu aktuaria merupakan ilmu untuk merancang solusi dari permasalahan dan pengelolaan risiko pada industri perasuransian, dana pensiun, jaminan sosial, investasi, perbankan dan industri terkait lainnya. Oleh karena itu, aktuaris menjadi salah satu dari sekian banyak profesi dengan penghasilan tertinggi.
“Tak heran, meskipun terbilang masih baru peningkatan peminat Departemen Aktuaria ITS sangat terlihat setiap tahunnya,” celetuk perempuan yang akrab disapa Fitri ini.
Lanjut Fitri, pada prakteknya aktuaria melibatkan pengelolaan implikasi dan ketidakpastian terkait. Seorang aktuaris akan bergantung pada pengamatan dan pengumpulan data untuk dapat membuat prediksi tentang kemungkinan yang akan terjadi di masa depan, “Walaupun sama-sama membuat perkiraan, aktuaris bukan dukun karena semua didasarkan pada data yang perhitungannya harus akurat,” paparnya.
Dalam mempelajari disiplin ilmu aktuaria sangat dibutuhkan kemampuan matematika, ekonomi, dan statistika yang baik. Hal ini disebabkan karena mata kuliah yang dipelajari di Departemen Aktuaria banyak berkutat dengan hitungan matematis. Kemampuan analisa dan logika juga dibutuhkan karena di dalam dunia pekerjaan, seorang aktuaris diharuskan mampu mengestimasi atau menyelesaikan persoalan-persoalan risiko yang berhubungan dengan matematika.
Selain kemampuan analisis secarara matematis, di aktuaria mahasiswa juga diberi bekal kemampuan untuk memahami dan menghadapi berbagai situasi bisnis beserta segala risiko dan peluangnya. Sehingga diharapkan seorang aktuaris mempu memiliki business sense yang baik. “Perusahaan berjualan sehingga perusahaan ingin diuntungkan, maka dari itu sense of business ini perlu dipelajari karena menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan oleh seorang aktuaris,” Ujar Fitri.
Seorang mahasiswa aktuaria juga akan dilatih dalam pengembangan computer skills. Computer skill ini merupakan kemampuan menjalankan software yang ada di komputer sehingga penerapannya sangat membantu proses menghitung dalam menyelesaikan pekerjaan seorang aktuaris. Karena pada zaman sekarang semua sudah serba digital, tidak mungkin jika seorang aktuaris menghitung secara manual.
Tidak hanya tiga kemampuan di atas, communication skills juga menjadi bekal mahasiswa aktuaria yang harus terus diasah. Kemampuan dalam berkomunikasi ini penting dimiliki oleh seorang aktuaris supaya dapat menyampaikan hasil perhitungan atau ide-ide yang dimiliki dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan. “Kemampuan ini bisa dilatih secara terus-menerus dengan mempebanyak pengalaman atau jam terbang,” pungkas Fitri. (*)
Reporter: Ion 27
Redaktur: Dzikrur Rohmani Zuhkrufur Rifqi Muwafiqul Hilmi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan