Kampus ITS, ITS News — Proyek energi baru terbarukan (EBT) di bidang kelautan kini digadang menjadi salah satu tumpuan energi di Indonesia. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Perusahaan Listrik Negara Pusat Penelitian dan Pengembangan (PLN Puslitbang) Ketenagalistrikan tanggap dan terlibat aktif dalam menindaklanjuti potensi ini. Menggandeng beberapa pihak lain, ITS adakan focus group discussion (FGD) dalam rangka penentuan lokasi potensial pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL).
Potensi maritim di Indonesia sudah sepatutnya diberdayakan dan dikembangkan termasuk digunakan sebagai EBT. Hal ini terlihat dengan pencapaian bahwa porsi EBT untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUTPL) 2021 – 2030 mencapai porsi 51,6 persen. Angka ini masih bisa ditingkatkan lagi melihat potensi maritim Indonesia yang besar.
Dalam diskusi penentuan lokasi potensial PLTAL ini muncul ajuan-ajuan lokasi anyar yang dirasa cocok. Ahmad Mukhlis Firdaus ST MT PhD menyebutkan Selat Capalulu Kabupaten Kepulauan Sula sebagai lokasi potensial PLTAL baru. Hal ini dikarenakan lokasi ini memiliki kecepatan arus kira-kira hingga 5 meter/detik. Namun sayangnya, lanjut pria yang akrab disapa Mukhlis ini, daerah yang disebutkannya masih jauh dari pemukiman padat penduduk. “Sehingga perlu peninjauan lebih jauh untuk memastikan keperluan panjang kabel bawah laut agar sampai ke ibukota kabupaten dan juga kebutuhan finansial tambahan dalam proses pengembangan PLTAL di daerah ini,” jelasnya.
Dosen Departemen Teknik Kelautan ITS, Dr Eng Shade Rahmawati ST MT pun turut membagikan penelitiannya yang terkait teknologi dengan judul Pemodelan Numerik Arus Laut di Indonesia. Karyanya yang berbasis data website Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC) memperkuat pemetaan bahwa Kepulauan Sula termasuk daerah potensial PLTAL di Indonesia Timur. “Selain itu, ada daerah Kepulauan Halmahera dan beberapa selat di sekitar perairan Sorong,” tambahnya memperkaya daftar lokasi potensial PLTAL.
Opsi titik-titik potensial lain datang dari Dr Evie Hadrijantie Sudjono SSi MSi. Evie menjelaskan bahwa mayoritas potensi energi arus laut di Indonesia Timur terletak di lokasi yang curam dan ekstrim. Titik lokasi yang dimaksud Evie diantaranya perairan Biak, perairan Rori, serta perairan Larantuka, termasuk di dalamnya yaitu Selat Capalulu, Kepulauan Sula. “Diperlukan pertimbangan di bidang teknologi untuk dapat menjangkau titik tersebut dengan biaya seminimal mungkin,” imbuhnya.
FGD pun telah mencapai penghujung, ditandai dengan penyampaian usaha tindak lanjut yang akan dilakukan ITS bersama PLN Puslitbang. Disimpulkan oleh Prof Ir Mukhtasor MEng PhD, lokasi potensial PLTAL satu di antaranya adalah Selat Capalulu. Dengan simpulan ini, ITS berkomitmen dapat membantu tindak lanjut secara luring dan siap menerjunkan tim supaya data lokasi target dapat segera diserahkan kepada PLN Puslitbang Ketenagalistrikan. (*)
Reporter: ION16
Redaktur: Gita Rama Mahardhika
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan