Kampus ITS, ITS News – Move on atau penyembuhan untuk mengatasi pengalaman yang tidak mengenakan bukanlah hal yang mudah. Karena hal tersebut bisa memberikan dampak besar bagi kehidupan orang yang mengalaminya. Menanggapi hal itu, Mental Care Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mempersembahkan edukasi mengenai The Art of Self Healing atau seni penyembuhan diri melalui webinar pada Sabtu (16/10).
Didapuk sebagai pemateri, Agata Paskarista S Psi M Psi CPS, seorang Mental Health Educator dan Founder LOSTIDN mengawali materi dengan memberikan pengenalan mengenai luka psikologis yang sering menjadi awal mula dibutuhkannya penyembuhan diri. “Tak sama seperti luka pada umumnya, luka psikologis tidak terlihat tetapi terasa dan berlangsung lebih lama,” ungkapnya.
Perempuan yang akrab disapa Ata ini menyebutkan bahwa pernyataan tentang luka psikologis akan hilang seiring berjalannya waktu ini tidaklah benar. Menurutnya, yang menjadi penyembuh itu adalah dari diri sendiri. Ata menjelaskan bahwa self healing atau penyembuhan diri sendiri merupakan hal yang sangat mungkin dilakukan oleh setiap orang.
Ata menjelaskan bahwa self healing dapat diartikan sebagai proses penyembuhan luka batin atau mental yang diakibatkan oleh berbagai hal. Luka batin sendiri bisa muncul dalam bentuk perasaan sedih mendalam, merasa gagal, cemas, yang mengarah pada kondisi depresi. Self healing ini bertujuan agar seseorang bisa memahami diri sendiri, menerima ketidaksempurnaan, serta membentuk pikiran positif tentang apa yang terjadi dalam hidup.
Adapun cara untuk menyembuhkan diri yang pertama adalah self love, yang dapat dilakukan dengan menyadari pikiran negatif, merawat diri sendiri, merekonstruksi tujuan, dan pada akhirnya mengembangkan diri sendiri. “Jangan lupa untuk memberikan batasan terhadap hal yang mengganggu seperti halnya konten negatif pada sosial media,” ungkap Ata.
Cara kedua, lanjut Ata, yaitu self acceptance, yaitu mengakui, menerima, dan menghargai pencapaian maupun keterbatasan diri. Karena dengan memahami kekurangan dalam diri maka dapat mengetahui kemampuan apa yang perlu dikembangkan. “Cara ini perlu dilakukan bersamaan dengan self love,” tambahnya.
Terakhir adalah self compassion, yaitu kemampuan untuk memahami keadaan dan respon emosi diri atas penderitaan yang dialami serta keinginan untuk menolong diri sendiri. Bahasa sederhananya yakni ketika seseorang mengetahui masalah pada diri sendiri seharusnya ia juga mempunyai keinginan untuk menjalani dan merubah diri sendiri.
Ata mengungkapkan bahwa tiga cara tersebut merupakan proses awal menyembuhkan diri. Menurutnya, ketika seseorang itu menyadari bahwa ia sedang tidak baik-baik saja kemudian mulai mencari cara untuk pulih. Hal tersebut menunjukkan perjalanan penyembuhan diri sudah mencapai separuh jalan. “Sisanya adalah menangani maintenance-nya saja,” tambahnya.
Maintenance atau pemeliharaan diri mencakup mindfulness dengan fokus atau sadar pada diri sendiri, common humanity yang menyadari bahwa manusia wajar mengalami kegagalan, dan self kindness yang berarti menjadi sahabat yang baik pada diri sendiri ketika terjadi masalah agar tidak mudah menghakimi diri sendiri.
Di akhir pemaparan, Ata mengingatkan kembali dengan hangat bahwa penyembuhan diri self healing itu sejatinya ada banyak hal yang perlu dilakukan. Meskipun setiap orang memiliki cara penyembuhan yang berbeda, namun pada dasarnya yaitu berdamai pada masa lalu kita dengan aktif, bukan hanya melupakan sejenak. “Ingatlah sosok yang ingin kita inginkan saat kecil, berkomunikasilah dengan diri sendiri ”, pungkasnya.
Reporter : ion15
Redaktur : Najla Lailin Nikmah
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di