Kampus ITS, ITS News – Suku Iban terkenal dengan kain tenunnya, yaitu Pua Kumbu. Kain tenun ini memiliki beragam motif yang indah dan memiliki keterkaitan erat dengan sejarah, adat, dan kepercayaan Suku Iban. Perkenalan lebih lanjut dengan kain yang dianggap suci dan sarat akan makna ini diangkat dalam Guest Lecture Series on Sustainable Development Goals (GLS on SDGs) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Selasa (5/10).
Dosen senior Fakultas Seni dan Desain Universitas Teknologi MARA, Wan Juliana Emeih Wahid menjelaskan, Pua Kumbu merupakan salah satu artefak budaya dari suku asli Iban. Kain ini merupakan warisan budaya berwujud yang dilindungi secara sakral oleh masyarakat Iban, khususnya oleh generasi tua.
Dijelaskan pula oleh Wan, Pua Kumbu hanya dibuat oleh wanita Suku Iban, suku yang telah lama mendiami wilayah Sarawak, Malaysia, dengan desain motif yang menggambarkan alam sekitar mereka. Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa desain motif Pua Kumbu dikategorikan menjadi lima jenis, yakni flora, fauna, humanoid, abstrak, dan contemporary. “Yang mana setiap kategori memiliki karakteristik khusus masing-masing,” tambahnya.
Untuk motif flora, Wan mencontohkan diimplementaskan tanaman paku-pakis pada motif buah gelung, yaitu buah gelung 6 dan buah gelung 8. Selain paku pakis, motif flora juga dapat dijumpai dalam bentuk bambu maupun daun. Wan juga memberi contoh untuk motif fauna yang umumnya menggambarkan binatang sekitar, seperti ular, buaya, burung, laba-laba, dan lain sebagainya.
Wan menunjukkan, motif yang paling disorot karena memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding motif lainnya adalah motif humanoid. Ia menambahkan keterangan bahwa motif ini hanya bisa dibuat apabila seorang penenun mendapatkan mimpi dari dewa kepercayaan mereka. Motif ini biasa dipakai ketika diadakan ritual miring. “Ritual ini merupakan ritual yang dipercaya suku Iban dapat menolak malapetaka,” imbuhnya.
Sementara pada motif abstrak, Wan menjelaskan pada dasarnya motif ini lebih memuat desain dan warna yang kontemporer. Contohnya pada motif terabai yang terinspirasi dari perisai milik suku Iban yang dulunya dipakai untuk berperang. Motif terakhir yang ditunjukan adalah motif contemporary yang umumnya lebih menonjolkan unsur integrasi dan asimilasi budaya dibanding dengan nilai Pua Kumbu pada aslinya.
Wan mengungkapkan bahwa setiap motif pada Pua Kumbu terhubung sebagai cerita satu yang tidak semua orang bisa memahaminya. Ia pun menyampaikan dengan adanya komunitas-komunitas, diharapkan dapat membawa Pua Kumbu lebih dikenal dunia dan terjaga keasliannya dalam jangka waktu yang panjang. “Semoga kalian dapat melihat dan mempelajari Pua Kumbu di masa depan sehingga dapat membaca motif desain,” pesannya pada peserta sekaligus menutup sesi kuliah tamu kali ini. (*)
Reporter : ion30
Redaktur: Fatih Izzah
Kampus ITS, ITS News — Tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Timur akan
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan dukungannya terhadap keseimbangan prestasi akademik dan minat
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya menjawab tantangan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)