Kampus ITS, ITS News – Dampak dari pandemi Covid-19 masih banyak memengaruhi aktivitas masyarakat, salah satunya di sektor pariwisata. Beradaptasi dengan kondisi saat ini, tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang virtual tour untuk membantu promosi wisata kepada masyarakat luas.
Okta Putra Setio Ardianto ST MT menjelaskan, wisata Lembah Mbencirang yang terletak di Desa Kebontunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto menjadi objek wisata yang dipilih dalam proyek Abmas kali ini. Sebagai salah satu wisata berbasis desa, wisata Lembah Mbencirang dibangun dan diupayakan atas swadaya masyarakat sekitar.
Hal tersebut yang akhirnya melatarbelakangi pembuatan virtual tour karena dinilai akan sangat membantu dan memberikan dampak baik kepada pihak pengelola. “Dengan virtual tour, masyarakat akan sadar bahwa wisata yang dikelola desa juga mampu bersaing dengan wisata lain yang dikembangkan oleh swasta,” tuturnya.
Sebagai informasi, pengabdian masyarakat ini merupakan bentuk kerja sama Okta dengan tiga dosen Departemen Desain Interior dan dua dosen Departemen Studi Pembangunan ITS. Mereka adalah Caesario Ari Budianto ST MT, Thomas Ari Kristianto S Sn MT, Anggra Ayu Rucitra ST M MT, Dr Arfan Fahmi SS M Pd, dan Deti Rahmawati SIP MT. Disebutkan Okta, program ini juga melibatkan enam mahasiswa Departemen Desain Interior angkatan 2018.
Okta yang juga dosen Departemen Desain Interior ini menjelaskan bahwa inovasi virtual tour yang digarap timnya ini menggunakan teknologi foto 360 derajat. Teknologi ini bersifat interaktif dan imersif, sehingga dapat membuat masyarakat merasakan kunjungannya ke Lembah Mbencirang terasa nyata. Seluruh foto 360 derajat dari wisata Lembah Mbencirang ini, diakui Okta diambil secara mandiri tanpa menggunakan citra satelit.
Selain itu, dosen yang mempunyai bidang keahlian arsitektur lingkungan ini menjelaskan bahwa timnya mengaplikasikan teknologi foto 360 derajat ini melalui sudut pandang darat dan udara. Foto yang diambil dari udara membuat masyarakat dapat melihat secara utuh lokasi wisata walaupun hanya secara virtual. Terlebih lagi, Okta dan timnya turut menggunakan grafis yang kekinian sebagai pendukung. “Hasilnya adalah desain virtual tour yang eksklusif dan kekinian,” ungkap Okta.
Kini, virtual tour garapan Okta dan timnya telah dapat diakses melalui pranala http://interiorscience.tech/VT-Mbencirang/. Meski kontennya belum banyak, nantinya akan ditambahkan fitur informasi seputar wisata Lembah Mbencirang. Melalui fitur tersebut, masyarakat dapat mencari tahu harga tiket, fasilitas, kegiatan atau atraksi wisata, hingga pilihan kuliner yang ada. Website ini pun terhubung dengan media sosial wisata Lembah Mbencirang.
Lebih lanjut, Okta menyebutkan bahwa perancangan virtual tour yang dimulai sejak Juli 2021 ini masih akan terus dikembangkan oleh timnya hingga akhir tahun. “Nanti akan dioptimalkan untuk pelaporan, publikasi, promosi, juga pembuatan publikasi ilmiah,” papar lulusan Magister Arsitektur ITS ini.
Disebutkan Okta, terlihat beberapa dampak positif pembuatan virtual tour kepada masyarakat setempat. Peran mereka dalam pengambilan foto dan video wisata Lembah Mbencirang membuat masyarakat mengenal dan belajar mengenai pentingnya multimedia. Selain itu, kebanggaan yang muncul karena memiliki teknologi virtual tour diharapkan mampu mendukung proses promosi. “Selanjutnya akan ada perputaran ekonomi jika promosinya berhasil,” jelasnya.
Salah satu kendala yang dialami Okta dan tim dalam pelaksanaan program ini ialah mobilitas yang terhambat akibat pandemi. Karena tidak bisa bebas berkunjung ke tempat wisata Lembah Mbencirang, Okta dan timnya harus pintar melakukan penyesuaian. “Manajemen waktu dan strategi program kerja menjadi jalan keluar kami saat itu,” ungkapnya.
Meski dihadapkan kendala, Okta dan timnya berharap tujuan awal pembuatan virtual tour wisata Lembah Mbencirang dapat tercapai. Dengan promosi yang baik, Okta dan timnya ingin wisata Lembah Mbencirang dapat semakin dikenal. Selain itu, Okta juga berharap teknologi virtual tour ini menjadi motivasi bagi pengelola wisata. “Akan baik jika teknologi ini menjadi tolok ukur baru dalam kegiatan promosi tempat wisata,” tutupnya bersemangat. (HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Keterbatasan alat untuk menunjang kerja dapat menurunkan produktivitas pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Kampus ITS, ITS News — Salah satu upaya mencapai target Net Zero Emission pada 2060 adalah melalui transisi energi listrik
Kampus ITS, ITS News — Sebagai penentu kuat tidaknya sebuah bangunan, tiang pancang berperan krusial dalam konstruksi sebagai fondasi
Kampus ITS, ITS News — Sulitnya akses air bersih akibat terganggunya jaringan distribusi air membuat warga kerap kesulitan menjalani