ITS News

Selasa, 01 Oktober 2024
06 November 2021, 11:11

Mahasiswa ITS Teliti Kualitas Udara di Jawa ketika Pandemi

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Moh Faisal dengan penelitiannya yang berjudul Spatio Temporal Analysis of Air Pollutants Changes During the CoVID-19 Using Sentinel-5P in Google Earth (Case Study : Java Island)

Kampus ITS, ITS News – Kebijakan perintah dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kemungkinan berdampak pada kualitas udara pada suatu daerah. Hal tersebut menarik perhatian salah satu mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Moh Faisal dalam meneliti kualitas udara di Pulau Jawa sejak Januari 2020 hingga Juli 2021.

Mahasiswa Departemen Teknik Geomatika ITS ini terkejut dengan hasil temuan dari penelitiannya. Pasalnya, kualitas udara di Indonesia fluktuatif dan tidak terus menurun di masa pandemi Covid-19 saat mobilitas warga dibatasi. Ia menggunakan indikator gas nitrogen dioksida (NO2) dan karbon monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran kendaraan bermotor serta pemantauan terhadap ozon (O3).

Grafik yang didapatkan menunjukan mobilitas masyarakat masih tinggi pada periode tertentu, misalnya pada masa liburan. Hal tersebut membuat Faisal menyimpulkan bahwa penerapan kebijakan pemerintah pada masa pandemi Covid-19 belum maksimal.

Mahasiswa angkatan 2018 ini mendapatkan data berdasarkan hasil penginderaan jauh satelit Sentinel 5P milik Corpenicus. Selanjutnya, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Google Earth Engine. “Cara ini dapat mengolah citra satelit secara daring dengan menggunakan bahasa pemrograman JavaScript dan Phyton,” ungkap mahasiswa tersebut.

Tampilan website yang telah dibuat berisi informasi hasil penelitian kualitas udara di masa pandemi Covid-19.

Data diolah dan ditampilkan dalam bentuk grafik pada setiap bulan. Selanjutnya, data tersebut diolah kembali sesuai kaidah kartografi, seperti penambahan legenda dan informasi peta. “Kemudian dilakukan uji korelasi dengan data BMKG untuk mengetahui pengaruh data tersebut terdapat gas polutan,” tutur pria tersebut.

Lebih dari hal itu, Faisal berhasil melakukan integrasi hasil Google Earth Engine Apps dengan uji korelasi data yang diolah di Microsoft Excel dengan membangun website. “Sistem informasi gas polutan dan monitoring berbasis web merupakan langkah efektif dan efisien dalam menyampaikan informasi,” imbuhnya.

Hasil perancangan website diunggah secara daring dengan menggunakan GitHUB. Selama proses penelitian berlangsung, Faisal dibimbing oleh dosen Departemen Teknik Geomatika ITS, Rohmaneo Darminto ST MSc dan Hartanto Sanjaya dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Selain itu, salah satu teman kelompoknya, Kukuh Adi Prakoso juga turut membantu.

Data hasil pemantauan kualitas udara yang disajikan dalam bentuk grafik.

Penelitian ini berhasil dipresentasikan dalam acara 2021 IEEE Asia-Pasific Conference On Geoscience, Electronics and Remote Sensing Technology (AGERS) yang diselenggarakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Dalam konferensi tersebut, penelitiannya mendapatkan komentar mengenai data masih kurang representatif karena hanya menggunakan uji validasi BMKG. “Kedepannya saya akan mengumpulkan data lebih banyak lagi agar lebih representatif,” pungkasnya.(*)

Reporter: ion 1

Redaktur: Sofyan Abidin

Berita Terkait