Kampus ITS, ITS News – Kawasan wisata Sekawan Sejati di Lombok telah lama menjadi buah bibir karena potensi pariwisatanya. Namun, potensi tersebut belum maksimal akibat proses pengembangan kawasan wisata yang masih lamban. Berambisi tingkatkan pariwisata Sekawan Sejati, Tim pengabdian masyarakat (Abmas) yang dinaungi Pusat Kajian Sustainable Development Goals (SDGs) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginisiasi pengembangan dari segi manajemen dan pengelolaan melalui pembuatan masterplan.
Staf Pusat Kajian SDGs ITS, Rifda Zukhrufi Almas SStat menuturkan bahwa potensi wisata Sekawan Sejati sangat strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana. Wisata Sekawan Sejati dapat menjadi sarana mewujudkan tercapainya SDGs nomor delapan terkait pertumbuhan ekonomi dan SDGs nomor 11 mengenai smart cities and communities. “Sayangnya pengelolaan di sana masih kurang baik, sehingga kami (Tim Abmas ITS, red) membantu membuatkan masterplan agar dapat terkelola dengan lebih baik,” ujar Rifda.
Kawasan Sekawan Sejati terdiri atas tiga desa, yakni Desa Sesaot, Pakuan, dan Buwun Sejati. Melalui masterplan, ketiga desa tersebut diatur mulai dari pengelolaan hingga manajemennya. Dari proses penyusunan yang melibatkan warga, rancangan masterplan ini nantinya akan memusatkan pengelolaan dan fasilitas di Sesaot village office. “Pemusatan di Sesaot village office menjadi modal awal perbaikan manajemen serta pengelolaan di sekitar kawasan wisata,” ujar wanita berkacamata ini.
Rifda menambahkan bahwa masterplan yang dirancang Tim Abmas ITS ini juga menyediakan desain peta yang menunjukkan berbagai lokasi wisata di sana. Peta ini sangat bermanfaat sebagai informasi bagi pengunjung tentang berbagai wahana yang ditawarkan Wisata Sekawan Sejati. Dengan demikian, diharapkan seluruh wisatawan yang berkunjung dapat menikmati paket lengkap kawasan wisata Sekawan Sejati.
Rifda menyebutkan pelaksanaan abmas ini telah memakan waktu lima bulan lamanya. Hal ini dikarenakan prosesnya yang melibatkan masyarakat setempat. Lulusan Statistika ITS ini mengungkapkan bahwa abmas dilakukan melalui beberapa tahapan, seperti survei secara luring, observasi lapangan, dan Focus Group Discussion (FGD). “Setelah survei dan observasi di lapangan usai dilakukan, tim melakukan FGD sebanyak tiga kali untuk menyaring informasi terkait kendala yang dialami masyarakat dalam mengembangkan kawasan wisatanya,” terangnya.
Secara garis besar, diketahui bahwa kendala yang sedang dialami mereka adalah minimnya akses fasilitas seperti kamar mandi, penginapan, rute dalam peta google, jalanan yang masih berupa tanah, dan sebagainya. Kendala-kendala itu yang dijadikan sebagai variabel dalam merancang masterplan Wisata Sekawan Sejati.
Tidak berhenti pada pembuatan masterplan, imbuh Rifda, tim yang terdiri dari Ir Andy Mappa Jaya MT, Dr Agnes Tuti Rumiati MSc, Dr Ir Janti Gunawan MEngSc MComIB, dan tujuh mahasiswa ITS ini juga berencana untuk melakukan finalisasi, monitoring, dan evaluasi terhadap penerapan masterplan ke depannya. “Kami berharap bahwa setelah masterplan ini telah final, warga setempat bisa mengembangkan rancangan pengelolaannya secara mandiri,” pungkas alumni mahasiswa Departemen Statistika ini. (*)
Reporter : Irwan Fitranto
Redaktur: Gita Rama Mahardhika
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan