ITS News

Sabtu, 16 November 2024
27 November 2021, 00:11

ITS Uji Coba Alat Pendeteksi Genangan Air di YIA

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Kapten Novyanto Widadi SAP MM (kanan) dan Dr Dra Melania Suweni Muntini (kiri) menunjukkan peralatan SWD yang dipasang di pinggir landasan pacu Bandara Internasional Yogyakarta.

Yogyakarta, ITS News –  Genangan air pada pada landasan dapat menyebabkan pesawat tergelincir hingga keluar landasan. Untuk mengatasi hal ini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengembangkan alat Standing Water Detector (SWD). Menindaklanjuti kerja sama tersebut, SWD saat ini dilakukan uji di landasan pacu Internasional Yogyakarta Airport (YIA).

Ketua dari tim peneliti ITS, Dr Dra Melania Suweni Muntini MT menjelaskan bahwa SWD merupakan alat untuk mendeteksi tingkatan level genangan air di landas pacu bandara ketika turun hujan. Menurutnya, terdapat dua jenis SWD yang diuji cobakan di YIA, yakni SWD berlapis baja dan polimer komposit.

Dosen Departemen Fisika ITS ini menjelaskan, SWD terdiri dari sensor genangan air berbasis kapasitor, sensor kelembapan, dan sensor temperatur. Alat yang dimulai penelitiannya sejak 2018 tersebut juga ramah lingkungan lantaran mampu bekerja dengan sumber listrik dari tenaga surya.

Menurut pengakuan Melania, uji coba tersebut dilakukan untuk mendapatkan sertifikasi. Terdapat delapan peralatan SWD yang diletakkan di empat titik sebelah utara dan empat titik di sebelah selatan landasan pacu YIA. Hasilnya, pada rentang waktu pengujian yang dimulai dari November 2020 sampai Oktober 2021, terdapat sekitar 54 titik di sebelah utara dan sekitar 59 titik di sebelah selatan yang memiliki genangan air dengan ketinggian melebihi 3 mm.

Miniatur Standing Water Detector (SWD) di laboratorium terbuka Departemen Fisika ITS.

Terkait keamanan, Wakil Kepala Pusat Penelitian Energi Berkelanjutan ITS ini mengungkapkan bahwa terdapat dua macam keamanan yang patut diperhatikan. Diantaranya adalah keamanan berupa sensor dan transmitter. Data yang dibentuk oleh SWD dikirimkan ke server yang kemudian diolah menjadi bahasa algoritma perangkat lunak. “Hal ini dilakukan agar memperoleh hasil data ketinggian air secara real time,” jelas Melania.

Dengan segala upaya tersebut, Melania kembali menekankan bahwa jangan sampai ada data yang tidak benar karena adanya kesalahan teknis atau sabotase. Penegasan ini dilakukan sehingga informasi yang dikirim oleh Analog to Digital Converter (ADC) bisa valid.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara (Puslitbang TU) Balitbang Kemenhub, Kapten Novyanto Widadi SAP MM menyadari penuh pentingnya alat SWD ini dalam dunia penerbangan. Beliau berharap bahwa Puslitbang TU akan membuka potensi kerjasama dan mendukung penuh penelitian ITS. “Penelitian lainnya yang berimplikasi pada keselamatan, keamanan, maupun pelayanan bagi dunia penerbangan akan selalu kami dukung penuh,” pungkasnya dengan percaya diri. (*)

Tim peneliti ITS melakukan foto bersama saat akan melakukan uji lapangan di Bandara Internasional Yogyakarta.

Reporter: Bima Surya Samudra
Redaktur: Sofyan Abidin

Berita Terkait