Banyuwangi, ITS News – Tim pengabdian masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ciptakan alat penggiling sekaligus pengering padi portabel untuk para petani di Desa Kembiritan, Kabupaten Banyuwangi. Dengan adanya alat ini, petani daerah setempat memiliki alternatif metode pengeringan padi selain mengandalkan sinar matahari seperti sebelumnya.
Anggota dari tim Abmas ITS, Alvan Ariefta Rahman menilai, alat penggiling dan pengering padi garapan tim lebih unggul dibandingkan alat pengering padi pada umumnya. Sebab menurutnya, alat tersebut dilengkapi dengan pemanas elektrik dan thermocontrol guna mengatur suhu pada alat. “Ketika suhu pengering telah mencapai titik tertinggi, yaitu 75 derajat celcius, maka alat akan berhenti secara otomatis,” ungkapnya.
Selain itu, Alvan juga menjelaskan bahwa alat ini didesain oleh tim dengan mengusung konsep portabel sehingga mudah, efektif, dan praktis saat digunakan. Untuk itu, alat dirancang menyerupai gerobak lengkap dengan roda dan pegangan pendorongnya.
Tidak hanya itu, dikatakan Alvan, tim menggunakan bahan yang ramah lingkungan dalam pembuatan alat. Contohnya, tim memanfaatkan drum oli bekas sebagai wadah padi saat digiling. Konsep ramah lingkungan juga tercermin dalam penggunaan listrik dari aki sebagai sumber energi alat penggiling dan pengering.
Adapun untuk cara menggunakan alat pengering padi ini sangatlah mudah. Mahasiswa Teknik Elektro ITS ini memaparkan, setelah menghidupkan mesin lewat tombol ON, pengguna hanya perlu mengatur kecepatan motor dan menyalakan pemanas. Selanjutnya, proses penggilingan dan pengeringan padi dalam mesin dilakukan secara bersamaan dengan durasi waktu kurang lebih 30 menit.
Mahasiswa asal Sidoarjo ini mengaku, alat tersebut memperoleh respon yang sangat positif dari warga desa. Dikisahkan Alvan, para petani Desa Kembiritan berharap alat ini dapat mempermudah pekerjaan mengeringkan padi di musim penghujan yang akan tiba.
Harapan ini bukan tanpa sebab. Alvan mengungkapkan, curah hujan yang tinggi dan cuaca yang tidak menentu menjadi kendala para petani beras pada saat musim panen. Cara pengeringan dengan sinar matahari ini dianggap kurang efektif karena bergantung pada cuaca dan memerlukan waktu yang cukup lama. Inilah yang dikatakan Alvan menjadi latar belakang kegiatan pengabdian masyarakat tersebut.
Diketuai oleh DrEng I Made Yulistya Negara ST MSc, tim terdiri dari tiga dosen dan 15 mahasiswa ini telah menyerahkan alat tersebut pada warga Desa Kembiritan sejak awal November lalu. Tidak hanya menghibahkan alat, Alvan mengungkapkan bahwa tim juga membekali warga dengan penyuluhan terkait cara menggunakan alat tersebut.
Alvan juga berharap bahwa alat ini dapat membantu kegiatan para warga desa khususnya untuk para petani. “Kami senantiasa turut membimbing warga untuk terus mengembangkan alat kami,” tutupnya.(*)
Reporter: Bima Surya Samudra
Redaktur: Fatih Izzah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan