ITS News

Senin, 30 September 2024
14 Desember 2021, 20:12

ITS Kembangkan Sistem Kontrol CHSE untuk Kawasan Wisata

Oleh : itsqih | | Source : ITS Online

Kegiatan Sosialisasi dari Tim KKN Abmas ITS di Kawasan Desa Wisata Mbencirang, Mojokerto

Mojokerto, ITS News – Turut andil menunjang program Kemenparekraf, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan sistem kontrol penunjang cleanliness, health, safety, dan enviroment sustainability (CHSE). Dalam waktu dekat, sistem ini dapat digunakan di area Kawasan Desa Wisata Mbencirang, Mojokerto. 

Dosen pembimbing tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) ITS, Dr Tony Hanoraga SH MH menyebutkan bahwa kawasan pariwisata saat ini harus menerapkan protokol CHSE. Lebih lanjut, sistem ini terdiri dari beberapa perangkat seperti pendeteksi suhu badan, pengenal wajah, pendeteksi kerumunan, serta sistem pintu gerbang otomatis. “Selain itu, sistem ini juga mampu memberikan peringatan bahaya jika terdapat suspect Covid-19,” ungkapnya.

Tony mengungkapkan, seluruh perangkat ini terhubung menjadi satu sistem. Ia menjabarkan, perangkat pertama yang akan bekerja adalah pendeteksi suhu badan di gerbang masuk pertama yang mampu memilah pengunjung berdasarkan suhu badannya. “Pengunjung yang suhu badannya dibawah batas maksimal harus melewati perangkat pengenal wajah,” tutur ketua tim tersebut.

Saat memasuki proses pengenalan wajah, Tony melanjutkan, sensor akan mencocokkan wajah dengan basis data pasien penyintas Covid-19. Jika sistem mendeteksi pengunjung dengan kriteria tersebut maka akan langsung mendapatkan penanganan dari petugas. “Sebaliknya, jika pengunjung terdeteksi bebas Covid-19, gerbang akan otomatis terbuka,” imbuh dosen Departemen Studi Pembangunan ITS ini.   

Skema metode perangkat pendeteksi kerumunan rancangan Dr Tony Hanoraga SH MH dan tim

Selain perangkat tersebut, sistem ini dilengkapi dengan dashboard yang dapat menampilkan berbagai hal yang diperlukan untuk mengendalikan kerumunan dan jumlah pengunjung. Dashboard akan menampilkan data real time dari jumlah pengunjung yang terhubung dengan gerbang masuk. “Gerbang akan otomatis tertutup jika jumlah pengunjung sudah mencapai maksimum dan akan terbuka kembali jika ada yang keluar,” urai Tony melengkapi.

Seluruh sistem yang dikembangkan oleh Tony dan timnya ini sudah melalui pengujian langsung di Kawasan Desa Wisata Mbencirang, Mojokerto. Meskipun hasilnya masih belum maksimal, Tony dan tim optimis jika pengembangan sistem ini akan berdampak baik ketika sudah diaplikasikan. “Sistem ini akan kami kembangkan lagi dengan perangkat yang lebih memadai,” harapnya mengakhiri. (*)

Reporter: Faqih Ulumuddin
Redaktur: Muhammad Faris Mahardika

Berita Terkait