Tim mahasiswa ITS saat mengikuti kompetisi International Invention & Innovation (I3c) di Malaysia secara daring
Kampus ITS, ITS News – Sudah bukan rahasia umum bahwa salah satu ancaman terbesar bagi kelestarian lingkungan adalah sampah plastik. Menyadari hal tersebut, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan inovasi pengelolaan limbah plastik multilayer melalui pemisahan polimer menuju zero waste.
Dr Hendro Juwono MSi selaku dosen pembimbing tim menyampaikan bahwa latar belakang diangkatnya penelitian ini adalah karena tingginya angka limbah plastik di dunia, khususnya plastik jenis multilayer. “Limbah ini banyak terjadi penumpukan akibat rendahnya angka industri daur ulang yang dapat memanfaatkan limbah plastik multilayer tersebut,” ujarnya.
Plastik multilayer terbentuk lebih dari satu jenis polimer. Hal ini menjadikan tingkat daur ulang dan nilai limbah pascakonsumsi yang rendah dibandingkan dengan jenis limbah lainnya. Menariknya, dalam penelitian ini tim berupaya memecah layer tersebut sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan lebih lanjut.
Penelitian yang dilaksanakan selama kurang lebih empat bulan ini. Dimulai dengan mengekstrak plastik kemasan yang telah dipreparasi menggunakan dua variasi pelarut, yaitu N-Hexane dan Pertalite selama 180 menit pada suhu 50 derajat celcius.
Setelah ekstraksi, dilakukan pengujian X-ray fluorescence (XRF) dan Fourier-transform infrared spectroscopy (FT-IR) untuk mengetahui jenis polimer dalam layer plastik. Hasilnya menunjukkan logam tertinggi yang terkandung dalam layer adalah Titanium, Kromium, dan Aluminium. Sedangkan jenis plastik yang terkandung adalah polypropylene.
Selanjutnya, dilakukan pengujian menggunakan SEM-EDX Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray untuk melihat kualitas fisik lapisan hasil pemisahan. “Hasilnya, menunjukkan pemisahan dengan larutan pertalite lebih bagus daripada n-Hexane,” ungkapnya.
Hendro mengatakan, kelebihan dari penelitian ini adalah pengolahan limbah multilayer ini menuju zero waste yakni tidak menghasilkan limbah baru. Dalam hal ini, layer plastik dimanfaatkan untuk menjadi fraksi hidrokarbon, sedangkan layer logam dapat didistribusikan ke industri produksi logam sekunder.
Selain itu, lanjutnya, penelitian ini berpotensi menjadi sumber kajian untuk penelitian-penelitian baru khususnya mengenai pengolahan limbah multilayer. Bisa menjadi solusi bagi penumpukan limbah plastik yang membahayakan lingkungan baik darat maupun laut. “Serta memungkinkan industri daur ulang untuk menambah metode baru,” ucapnya.
Berkat inovasi ini, tim di bawah bimbingan Dr Hendro Juwono MSi ini berhasil meraih medali emas kategori Environment dalam ajang International Invention & Innovation Competition (I3c) di Malaysia, beberapa waktu lalu. Tim tersebut beranggotakan Shofiyah Nada, Safana Zahra Harmaini, Farich Al-Machmudi, Ina Nurfia, dan Akila K dari Departemen Kimia ITS.
Terakhir, Hendro berharap penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber penelitian terbarukan untuk dimanfaatkan lebih lanjut. Ia juga berharap bahwa pencapaian tim dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa ITS lainnya untuk terus berprestasi dan lebih peduli dengan lingkungan, salah satunya melalui pengelolaan limbah. (HUMAS ITS)
Reporter: Shinta Ulwiya
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan