Kampus ITS, ITS News – Pandemi Covid-19 rupanya membuat bisnis layanan pesan antar makanan meningkat, bahkan menurut riset Euromonitor International, total pengeluaran untuk pesan antar di enam negara Asia Tenggara pada 2020 mencapai 136,3 triliun rupiah. Menyangkut hal tersebut, mahasiswa pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berikan solusi transformasi layanan pesan antar bisnis restoran.
Norman Erikson Suli, ketua ALPHAZ Team, menjelaskan bahwa ide tersebut diampu untuk menyelesaikan International Business Case Competition (IBCC) 2021 merupakan kompetisi yang diselenggarakan oleh Graduate School of Business, Universiti Sains Malaysia. Bertaraf internasional, gelaran ini turut diikuti peserta dari Brunei Darussalam, United Kingdom, dan Indonesia. Bersama rekannya, Aulia Harumi Baharisa Tya dan Ichwan Ibrahim, Norman berhasil menyajikan solusi pesan antar makanan berbasis daring dari sisi multidisiplin ilmu Manajemen Rantai Pasok yang dipelajarinya di Magister Manajemen Teknologi (MMT) ITS.
Dalam kompetisi tersebut, setiap peserta ditantang untuk menyelesaikan permasalahan pada kondisi pandemi COVID-19 ini. Menurut Norman, ALPHAZ Team akhirnya mengarahkan solusinya ke arah skema cloud kitchen bisnis dan dilengkapi penggunaan teknologi dengan berbasis Business Model Canvas (BMC) dalam melakukan transformasi bisnis restoran tersebut. “Kami lakukan analisa awal dengan melihat kondisi bisnis melalui metode analisis PESTEL yang umum digunakan dalam manajemen pemasaran,” terang lelaki yang sudah lama menggeluti bidang rantai pasok dalam kariernya ini.
Lebih lanjut, menurut Norman, langkah tersebut berguna untuk mengevaluasi latar belakang dari kondisi yang diangkat pada kasus yang diberikan. Kemudian, Norman dan tim memaksimalkan sisi teknologi dengan ide pembuatan aplikasi daring sehingga dapat mengoptimalkan peningkatan penjualan di tengah kondisi pasca pandemi. “Ditinjau juga dari sisi komersial yang kami ungkap dengan menggunakan analisa studi kelayakan, dengan salah satunya melihat indikator payback period dan return of investment (ROI),” jelasnya.
Diakui ALPHAZ Team, yang menjadi tantangan tersendiri adalah bagaimana mereka wajib mencari data referensi pendukung dan membungkus solusi tersebut hanya dengan satu slide presentasi dengan menekankan pada grafik beserta rangkuman penjelasan atas solusi pada paper yang telah dikumpulkan. Ditambah lagi, hanya satu orang perwakilan tim yang dapat menjadi pembawa materi dengan bahasa inggris di hadapan dua juri akademisi dan dua juri praktisi bertaraf internasional. “Apalagi tim kami mendapatkan urutan kedua untuk presentasi,” ungkap Norman.
Pada akhirnya, imbuh Norman, presentasi dan tanya jawab dapat dilalui timnya dengan baik dan mendapatkan pujian dari juri yang menyatakan bahwa ALPHAZ Team merupakan salah satu tim yang terbaik. Bak gayung bersambut, kerja keras timnya bermuara pada podium juara dua dalam kompetisi business case tingkat internasional di Malaysia secara daring pada Kamis (2/12) lalu tersebut. “Hasil ini juga buah dari motivasi kami untuk menghadiahkan prestasi atas perayaan 25 Tahun MMT ITS,” terangnya.
Menurut Norman, keberhasilan timnya ini tak lepas dari usaha dan doa team sedari tahap seleksi awal, ketika karyanya lolos sebagai 12 tim yang masuk ke babak final dari 45 tim yang mendaftar. Diakuinya, ALPHAZ Team juga bersiap memberikan yang terbaik dengan melakukan latihan presentasi di malam hari setelah waktu kuliah untuk menggali peluang pertanyaan dan mensimulasikan sesi tanya jawab dalam durasi waktu yang ditentukan.
Sebuah rentetan persiapan yang panjang untuk bisa menyabet gelar juara bagi ALPHAZ Team. Dimulai dari pendaftaran di bulan Oktober lalu, Norman dan tim mengaku sempat terhambat karena kesibukan pembuatan proposal tesis serta pekerjaan lainnya di luar kuliah. Meskipun begitu, tambah Norman, timnya tetap saling mendukung sehingga dapat menyelesaikan tahapan awal kompetisi. Ditambah lagi, dukungan dari Prof Ir I Nyoman Pujawan MEng PhD CSCP selaku dosen pembimbing pada kompetisi ini.
Bagi Norman dan tim, ukiran prestasi ini adalah bentuk terima kasih atas kesempatan menjadi mahasiswa MMT ITS ketika masa pandemi, yang menjadi tempat untuk mengasah kemampuan multidisplin ilmu studinya. Dengan demikian, Norman pun berpesan jangan takut untuk mencoba dan buktikan bahwa mahasiswa ITS bisa bersaing dengan mahasiswa lain di level domestik ataupun internasional. “Apalagi proses pendidikan magister yang cukup singkat, budayakan untuk optimalkan manajemen waktu sehingga dapat memberikan yang terbaik dalam memperkaya khasanah ilmu yang kita dapatkan,” pesannya. (*)
Reporter: Astri Nawwar Kusumaningtyas
Redaktur: Fatih Izzah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan