Kampus ITS, ITS News – Pada 2012 lalu World Health Organization (WHO) menyatakan stroke merupakan penyakit penyumbang kematian tertinggi di Indonesia yakni sebesar 21 persen. Melihat fakta ini, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) dari Departemen Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan sebuah website bernama Stroke Indonesia (StrokIndo) guna membantu masyarakat mengetahui tingkat risiko stroke.
Muhammad Ilham Akbar, Ketua Tim KKN Abmas menyebutkan bahwa StrokIndo ini merupakan website dengan kategori risk calculator. Artinya, laman StrokIndo memiliki fungsi untuk mengetahui tingkat risiko yang dalam hal ini adalah risiko terserang stroke. Pengunjung dapat mengidentifikasi risiko dirinya dengan mengisi kuesioner mengenai kondisi fisiknya. “Pertanyaan pada kuesioner meliputi dari jenis kelamin, usia, berat dan tinggi badan, hingga riwayat penyakit pada menu periksa risiko stroke,” jelas mahasiswa yang akrab disapa Ilham ini
Selain membantu asesmen diri pada risiko stroke, laman ini juga memberikan rekomendasi pada pengguna sesuai risiko paparannya. Laman yang masih dalam tahap pengembangan ini dirancang Ilham bersama ketiga rekannya yakni Ratna Andrea Putri Ardito, Aulifia Rizky Farisa, dan Safirah Melinia Febyanti. Di bawah bimbingan dosen, Retno Aulia Vinarti SKom MKom PhD. “Website ini dapat diakses pada browser dengan alamat url: health.stroke-indonesia.org,” ujarnya.
Lebih lanjut, fitur utama dari website ini adalah perhitungan tingkat risiko stroke yang dibantu dengan fitur pendukungnya berupa saran-saran dalam bentuk tulisan dan video dari dokter atau pakar dalam penanganan stroke, serta cara penanganan faktor penyebab stroke pada seseorang pengguna.
Ilham juga menjelaskan, pada proyek ini timnya bekerja sama dengan rumah sakit dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Situbondo untuk keperluan pengambilan data survei. Namun, target yang lebih luas dari strokindo itu sendiri yaitu ke pengguna yang berusia di atas 30 tahun dengan pemahaman bahwa pengguna kebanyakan berisiko stroke, tetapi belum mengetahui risiko tersebut.
Setelah diaplikasikan dan dilakukan pemantauan, masyarakat pengguna yang sebelumnya tidak bisa mengetahui tingkat risiko stroke yang dialaminya, saat ini sudah dapat mengetahui tingkat risikonya dengan sangat mudah. “Tak hanya itu, mereka juga mendapatkan saran untuk menangani faktor penyebab stroke tertentu,” sebut mahasiswa program S2 ini.
Dengan adanya laman ini, Ilham mengaku mendapatkan banyak respon dari pengguna dan juga tenaga kesehatan yang ikut serta mencoba laman ini. Mereka menilai saran yang ditampilkan dari tenaga kesehatan untuk StrokIndo ini dapat lebih rinci dan juga ditambahkan rujukan apabila terdapat pengguna yang memiliki banyak faktor risiko agar dapat ditangani oleh tenaga medis terkait.
Dalam masa uji coba website ini, Ilham mengaku mendapatkan banyak respon dari pengguna dan juga tenaga kesehatan. Salah satu yang krusial adalah pendetailan saran yang ditampilkan dari tenaga kesehatan untuk pengguna StrokIndo. Selain itu, ada juga ide penambahan rujukan apabila terdapat pengguna yang memiliki banyak faktor risiko agar dapat ditangani oleh tenaga medis terkait.
Dari berbagai kritik dan saran tersebut, Ilham dan tim berharap dengan adanya website StrokIndo ini masyarakat dapat lebih peduli dengan kondisinya terkait tingkat risiko stroke serta faktor-faktor penyebabnya. “Besar harapan kami, masyarakat dapat terhindar dari bahaya stroke dengan cara mengikuti anjuran dari dokter atau pakar sesuai dengan kondisi yang dialami,” pungkasnya penuh harap. (HUMAS ITS)
Reporter: Fauzan Fakhrizal Azmi
Redaktur: Gita Rama Mahardhika
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan