Kampus ITS, ITS News – Melimpahnya bahan baku rumput laut di pesisir Surabaya yang tidak terolah perlu adanya perhatian khusus. Oleh karena itu, tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Departemen Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan pembuatan mixer dan spinner untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk olahan rumput laut Cottonii UKM Kelompok Tani Mangrove Wonorejo Rungkut, Surabaya.
Ketua tim Abmas ITS, Dr Lila Yuwana SSi MSi menjelaskan, kegiatan Abmas ini bertujuan membantu masyarakat khususnya UKM Kelompok Tani Mangrove dalam mendesain dan membuat alat pencampur (mixer) serta alat pemisah minyak goreng (spinner) berkapasitas besar dan higienis. “Lewat abmas ini turut menjamin meningkatnya kapasitas produksi, sekaligus mempercepat proses produksinya,” terangnya.
Dilaksanakan di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, Lila menerangkan bahwa sebelumnya UKM Kelompok Tani Mangrove telah mengolah hasil pesisir, yakni buah Mangrove. Dengan berhasilnya olahan tersebut, masyarakat berkeinginan untuk memproduksi hasil olahan makanan lain yang bahan bakunya juga dapat diperoleh dari daerah pesisir pantai yakni rumput laut Cottonii.
Lila melanjutkan, rumput laut Cottonii dipilih sebab rumput laut ini mengandung nutrisi dan protein nabati yang bermanfaat bagi tubuh. Selain itu, pengelolaan rumput laut Cottonii sebagai bahan baku telah dilakukan oleh UKM Kelompok Tani Mangrove dengan tetap memperhatikan dan mematuhi regulasi dari pemerintah. Proses pembuatan olahan makanan berbahan baku Cottonii ini pun juga menggunakan sumber daya lokal. Sehingga dampak positif dari pengembangan produk olahan makanan berbahan baku rumput laut ini adalah dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar UKM Kelompok Tani Mangrove.
Mengenai produk inovasi mixer dan spinner, Lila menyebutkan alat ini dirancang dengan sederhana dan dapat memenuhi kebutuhan besar. Untuk kapasitas mixer pengolah didesain dapat menampung tujuh kilogram rumput laut, sedangkan spinner pengolah dapat memproses sekitar empat kilogram dengan dimensi alat 60 x 45 x 52 cm rumput laut. Sehingga alat ini dapat meningkatkan efisiensi waktu dan kapasitas produksi olahan kue untuk per harinya. “Dari hasil uji coba, alat ini dapat bekerja selama 21 menit yang mana dua kali lebih cepat dibanding sebelumnya yang mencapai waktu 46 menit” ungkapnya.
Lebih lanjut, Lila memaparkan mixer yang ada juga dilengkapi dengan motor listrik berdaya listrik 0,5 HP yang mempunyai putaran 1400 rpm. Pemilihan motor listrik ini didasarkan dengan memperhatikan konsumsi listrik yang digunakan agar tidak terlalu besar. Selain itu, spinner juga dibuat menggunakan bahan stainless steel yang ramah untuk produk makanan (food grade) yang menjadikan makanan menjadi lebih sehat dan higienis.
Dosen Departemen Fisika ITS tersebut berharap, melalui kegiatan ini masyarakat yang tergabung dalam UKM Kelompok Tani Mangrove dapat turut serta mengembangkan potensi daerah, khususnya sumber daya rumput laut Cottonii. Hal ini bertujuan untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar daerah mangrove Wonorejo Rungkut Surabaya “Dengan alat ini pula harapannya dapat meningkatkan diversifikasi produk dengan kualitas dan kuantitas yang baik,” pungkasnya. (*)
Reporter: Mukhammad Akbar Makhbubi
Redaktur: Fatih Izzah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan