Kampus ITS, ITS News — Hujan berintensitas sedang hingga tinggi menyebabkan banjir pada pertengahan Januari lalu di Provinsi Kalimantan Selatan. Tak elak, banyak rumah terdampak dan korban jiwa berjatuhan sehingga membuat warga setempat mengungsi untuk waktu yang lama. Mengatasi hal itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melangsungkan Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) guna memetakan sebaran spasial genangan banjir.
Pratama Janur Wenda, salah satu anggota mahasiswa KKN Abmas ITS ini memaparkan bahwa berdasarkan observasi bersama anggota tim lainnya, topografi Provinsi Kalimantan Selatan cenderung datar dengan tutupan lahan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito yang mengalami penurunan luas hutan primer, sekunder, sawah, dan semak belukar selama sepuluh tahun terakhir.
Dalam kegiatan ini, sambung Pratama, dilakukan pula diskusi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin terkait data hasil pelaporan banjir. “Kemudian, survei pendahuluan dilakukan untuk melihat daerah terdampak banjir di lapangan,” tutur Mahasiswa Teknik Geomatika ITS tersebut.
Guna memperoleh sebaran spasial genangan banjir dalam cakupan yang luas, digunakan data citra satelit Sentinel-1. Data hasil survei dan citra diolah untuk kemudian divisualisasikan dalam bentuk peta. Melalui serangkaian kaidah saintifik seperti survei lapangan, diskusi, serta pengumpulan dan pengolahan data citra, tim ITS berupaya membantu BPBD Kota Banjarmasin guna memetakan sebaran spasial lokasi genangan banjir.
Citra Sentinel-1 sendiri merupakan citra (imagery) yang dihasilkan oleh Satelit Sentinel-1 dan tersusun atas dua satelit SAR (Sentinel-1A dan Sentinel-1B) dengan spektral kanal C. “Satelit ini mampu melakukan pemetaan radar secara kontinyu dengan ketepatan waktu, frekuensi, cakupan, dan keandalan yang terus dikembangkan,” ujarnya.
Di samping itu, digunakan pula metode komputasi awan dengan memanfaatkan NASA SRTM Digital Elevation 30m dan JRC Global Surface Water yang dataset-nya telah tersedia di Google Earth Engine (GEE). “GEE digunakan untuk mengekstrak citra sebelum dan sesudah bencana banjir menggunakan nilai threshold hasil pembagian kedua rentang waktu citra dan mengekstrak badan air di studi area,” terang Pratama.
Untuk citra sebelum banjir, tanggal yang digunakan adalah 20-28 Desember 2021. Untuk citra sesudah banjir, tanggal yang digunakan adalah 1 Januari-8 Juli 2021 dengan jangka waktu 12 hari per akuisisinya. “Polarisasi citra yg digunakan yaitu VV dan VH, tujuannya untuk meneliti polarisasi mana yang lebih representatif untuk genangan banjir,” imbuh laki-laki kelahiran Bojonegoro, 20 November 2000 tersebut.
Selain pemetaan genangan banjir, dilakukan juga pemantauan perubahan badan air dari waktu ke waktu. Pemantauan ini dilakukan untuk mengetahui kapan banjir mengalami surut maupun kenaikan serta mencari tahu area yang rawan terdampak banjir. “Dengan begitu, masyarakat maupun BPBD setempat dapat melakukan penyaluran bantuan dengan cepat sesuai urgensitasnya,” tukasnya.
Peta tersebut juga dapat membantu pemerintah setempat dalam melakukan perbaikan dan pengembangan mitigasi banjir di tahun-tahun selanjutnya. Kegiatan yang dimulai sejak April hingga November lalu ini diawali dengan melakukan koordinasi untuk pembagian tugas dan metodologi pelaksanaan. Selanjutnya dilakukan studi literatur, pengumpulan dan pemrosesan data, hingga pembuatan peta tematik.
Melibatkan sembilan mahasiswa Teknik Geomatika ITS angkatan 2019, kegiatan ini dapat berjalan lancar berkat bimbingan Dr Filsa Bioresita ST MT. Meski begitu, Pratama mengaku perlu meningkatkan koordinasi antar anggota mengingat pelaksanaan KKN yang hybrid. “Kegiatan sosialisasi ke BPBD Banjarmasin dilakukan oleh satu mahasiswa yang kebetulan tinggal di sana. Sedangkan pengolahan dan analisis data dilakukan secara daring,” kenang Pratama.
Kepada ITS Online, Pratama berharap peta ini dapat memudahkan pemangku kewenangan dalam memetakan lokasi genangan banjir, mengambil keputusan, dan memanajemen bencana dengan lebih cepat. “Selain itu, kami juga berharap peta ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat setempat,” pungkasnya mengakhiri. (*)
Reporter: Erchi Ad’ha Loyensya
Redaktur: Muhammad Faris Mahardika
Kampus ITS, ITS News — Kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen telah memicu
Kampus ITS, ITS News – Tim MedPhy.Edu Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan Fantom
Kampus ITS, Opini — Dengan kemajuan teknologi di era modern ini, media sosial kini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran