Kampus ITS, ITS News – Menjadikan wilayah Dolly dan Jarak sebagai kampung wisata edukasi yang mumpuni serta menopang perekonomian merupakan impian warga serta Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Berangkat dari situ, tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan kegiatan edukasi diversifikasi tanaman herbal menjadi wedang instan di kawasan eks-lokalisasi Dolly, Surabaya.
Nabilah Amanina, ketua tim mahasiswa KKN Abmas ini mengungkapkan bahwa daerah Dolly dan Jarak adalah sebuah kawasan eks-lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara yang identik dengan kehidupan malam. Usaha untuk merubah citra mereka pun tidak berhenti dilakukan. “Kami akhirnya mempunyai ide untuk mengolah jamu herbal menjadi minuman olahan yang praktis dan instan dalam bentuk wedang uwuh dan pokak siap seduh,” papar Nabilah.
Nabilah melanjutkan, Warga Kelurahan Putat Jaya eks-Lokalisasi Dolly sebelumnya memang telah memiliki Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang jamu herbal. “Kami dari ITS ikut membantu dalam proses pengemasan yang sehat dan higienis, sertifikasi HALAL, perizinan BPOM, serta pengujian masa kadaluarsa,” ujarnya.
UMKM jamu herbal yang terpilih dalam kegiatan ini ialah UMKM Inovasi Kampung Mandiri (INOKAM) yang didirikan oleh Hariyani, warga setempat. Sedangkan wedang uwuh dan wedang pokak dipilih oleh tim ITS sebagai olahan jamu sebab telah dikenal luas memiliki banyak khasiat serta dapat bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh dari berbagai penyakit.
Wedang uwuh sendiri merupakan minuman yang disajikan panas, memiliki rasa manis dan pedas dengan warna merah cerah, serta beraroma wangi. Komposisi kimia penyusun wedang uwuh dan wedang pokak ini sebagian besar adalah senyawa fenolat yang sangat aktif sebagai antioksidan. “Antioksidan merupakan senyawa yang dapat melindungi tubuh dari reaksi radikal bebas, yaitu reaksi berantai yang mampu menyebabkan penyakit degeneratif,” jelas Nabilah.
Wedang uwuh, timpalnya, terbuat dari bahan jahe, sereh, kayu manis, kapulaga, cengkeh, dan kayu secang. Di pasaran, komponen-komponen ini tersedia dalam bentuk kering, kemudian dalam penyajiannya memerlukan wadah dan air mendidih. “Sedangkan komponen dalam wedang pokak hampir sama dengan wedang uwuh, namun kayu secang diganti dengan pandan,” terang mahasiswi Teknik Geomatika ITS tersebut.
Lebih jauh, wedang ini juga bermanfaat sebagai antibiotik alami, membantu tubuh menyerap vitamin C, menghentikan perdarahan, mengurangi rasa sakit dan nyeri, mengobati kanker prostat, memelihara kesehatan jantung, dan anti bakteri. Jamu ini juga berguna untuk mengobati sakit perut, terapi detoksifikasi, mengatasi obesitas, mengobati radang usus, menurunkan tekanan darah, mengobati TBC, hingga diabetes tipe-2.
Dalam melakukan KKN Abmas ini, tim ITS menggunakan metode eksperimental dengan memperhatikan bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan pembuatan wedang uwuh dan wedang pokak. Hasil eksplorasi dilakukan diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam memasarkan produk aneka minuman herbal sebagai salah satu produk unggulan UMKM Dolly.
Melalui KKN Abmas yang berlangsung sejak Juli hingga November ini, tim ITS yang terdiri dari empat mahasiswa dan lima dosen ini telah berhasil membuat produk minuman wedang uwuh dan wedang pokak dalam bentuk serbuk. Serbuk ini siap disajikan dengan porsi satu sendok makan atau setara 15 gram yang selanjutnya dilarutkan dalam secangkir air panas.
Variasi wedang yang dihasilkan berupa serbuk manis yang sudah ditambah gula dan ramuan wedang halus dalam kantong minuman semacam teh celup. Penyajiannya dapat dilakukan dengan menambahkan gula batu untuk wedang uwuh atau gula aren untuk wedang pokak. “Hasil uji organoleptik terhadap sampel produk ini pun telah menunjukkan hasil yang positif,” aku Nabilah.
Tanggapan yang didapat dari UMKM usai kegiatan pelatihan dan diversifikasi ini berlangsung sangatlah positif. Hal itu terlihat dari antusiasme warga setempat dalam mengikuti serangkaian kegiatan yang diadakan ITS. “Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif dan membuat kawasan Dolly lebih maju dan mengedukasi sekitarnya,” tutupnya. (*)
Reporter: Erchi Ad’ha Loyensya
Redaktur: Muhammad Faris Mahardika
Kampus ITS, ITS News — Kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen telah memicu
Kampus ITS, ITS News – Tim MedPhy.Edu Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan Fantom
Kampus ITS, Opini — Dengan kemajuan teknologi di era modern ini, media sosial kini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran