ITS News

Sabtu, 16 November 2024
31 Desember 2021, 05:12

ITS Wujudkan Desa Cerdas Lingkungan dengan Reaktor Dekolorisasi

Oleh : itsojt | | Source : -
Dokumentasi mahasiswa tim Abmas ITS dan mitra

Dokumentasi mahasiswa tim Abmas ITS dan mitra setelah instalasi dan sosialisasi tentang desiminasi teknologi reaktor dekolorisasi limbah pewarna.

Kampus ITS, ITS News Desa Parengan telah lama dikenal sebagai desa industri sentra kain tenun ikat yang memiliki nilai seni dan ekspor yang tinggi. Namun kegiatan tersebut menyebabkan pencemaran pada Sungai Bengawan Solo dari limbah pewarnanya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui kegiatan pengabdian masyarakat (Abmas) menciptakan diseminasi teknologi yang berupa alat reaktor dekolorisasi untuk penjernihan limbah kain tenun ikat di Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan.

Adi Setyo Purnomo MSc PhD, ketua dari kegiatan abmas ini mengungkapkan bahwa industri pembuatan tenun ikat di Desa Parengan muncul karena tidak adanya penanganan limbah pewarna sebelum dibuang di badan Sungai Bengawan Solo. Kondisi ini memunculkan ide pembuatan teknologi pengurangan pencemaran lingkungan berupa reaktor dekolorisasi yang memanfaatkan material-material adsorben kimia. Alat ini menggunakan tiga adsorben berupa  batuan silika, batuan mangan, dan arang aktif untuk menyerap polutan yang tinggi serta mampu menjernihkan air limbah

Desain rancangan reaktor dekolorisasi.

Pemanfaatan tiga adsorben ini bukan tanpa alasan. Dosen Departemen Kimia ITS ini mengungkapkan bahwa umumnya jenis pewarna yang digunakan oleh pengrajin tenun ikat di Desa Parengan adalah pewarna kationik. Jenis pewarna ini menurut Adi mudah terikat dengan gugus anionic pada silika. Sedangkan arang aktif pada alat ini memiliki multifungsi yaitu menyerap ion logam dan limbah pewarna.

Adi juga menambahkan bahwa konsentrasi limbah pewarna di Parengan sangat tinggi sehingga membutuhkan bantuan oksidator klorin. Oksidator ini akan membuat pewarna mengendap dan terserap ke dalam pori-pori arang aktif yang memiliki kapasitas adsorpsi di atas 900 mg/g. Reaktor dekolorisasi ini pun berhasil diinstal pada mitra binaan yakni home industry tenun ikat pada 27 November 2021 lalu yang disambung dengan sosialisasi cara kerjanya.

Potret selokan yang mengalir langsung ke badan sungai Bengawan Solo jika limbah hasil pewarnaan benang tidak dikelola dengan baik.

Implementasi reaktor dekolorisasi ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dan pengusaha tenun ikat Parengan akan kebersihan dan kelestarian lingkungan. Kedepannya, Adi dan tim berambisi untuk menyempurnakan reaktor dekolorisasi ini dengan mengkombinasikan panel surya dan lampu UV high voltage guna peningkatan kemampuan pengolahan limbahnya. Tanpa menutup kemungkinan, ada harapan untuk memasifkan pemanfaatan teknologi ini di skala industri besar. (*)

Reporter: Silvita Pramadani
Redaktur: Gita Rama Mahardhika

Berita Terkait