Jombang, ITS News – Melalui tim Kuliah Kerja Nyata (KKN), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil melakukan pemberdayaan masyarakat desa dalam pengolahan produk susu menjadi yoghurt. Program ini dilaksanakan di Desa Galengdowo, Wonosalam, Jombang guna menciptakan lapangan pekerjaan bagi pemuda desa serta meningkatkan nilai jual susu segar yang melimpah.
Salah satu anggota tim KKN ITS, Farich Al Machmudi menjelaskan bahwa Desa Galengdowo memiliki 350-580 liter susu sapi segar yang tidak memenuhi standar pasar. Hal tersebut membuat timnya menginisiasi untuk mengolah susu tersebut menjadi yoghurt. Pengolahan tersebut membuat nilai jual sekaligus nilai gizinya meningkat.
Oleh karena itu, rangkaian pelatihan dilakukan untuk para tuna karya di Desa Galengdowo. “Kami ingin membekali mereka dengan keterampilan dalam pengolahan yoghurt dengan rasa yang bervariasi,” imbuh mahasiswa Departemen Kimia ITS ini.
Pelatihan ini dilakukan secara dua kali selama Agustus hingga September lalu. Pada pelatihan pertama, para pemuda di desa tersebut diajarkan bagaimana proses pengolahan susu menjadi yoghurt dengan berbagai variasi rasa yang siap untuk dikonsumsi pembeli.
Setelah itu, pelatihan kedua berfokus pada uji analisis dari produk yoghurt bersama dosen Departemen Kimia ITS, Prof Dr Dra Fahimah Martak MSi. Uji analisis meliputi tingkat keasaman (pH) yang tepat untuk pengolahan, cara penyimpanan, dan ketahanan yoghurt. Tak hanya itu, pada tahap ini peserta juga diajarkan tata cara untuk mendapatkan sertifikasi halal dan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Setelah diolah, Farich menjelaskan jika susu murni yang sebelumnya hanya tahan beberapa jam akhirnya bisa tahan lebih lama. “Hal ini dapat mengurangi kerugian para peternak susu,” ungkap mahasiswa angkatan 2019 ini.
Menurutnya, yoghurt sendiri memiliki banyak manfaat terutama untuk pencernaan. Bakteri Lactobacillus Bulgaricus di dalam yoghurt mampu menstimulasi fungsi lambung dan usus kecil dalam pencernaan sehingga dapat mengurangi zat beracun dalam tubuh. “Dengan diolah menjadi yoghurt pun, kadar gula dalam susu akan menurun sebanyak 25 persen serta dapat menurunkan kolesterol darah,” tambah mahasiswa asal Sidoarjo ini.
Meskipun begitu, belum tersedianya pengawet alami menjadi permasalahan utama agar yoghurt bisa tahan lebih lama. “Untuk keberlanjutan program ke depannya, tim KKN ITS bisa menyintesis pengawet di laboratorium ITS yang kemudian dipakai di sini,” harap Farich.
Dengan ini, tim KKN ITS mengharapkan bisa memberikan lapangan pekerjaan yang cukup kepada para pemuda desa. Meskipun untuk mendapatkan sertifikasi halal dan izin edar masih dalam proses, pembekalan ini diharapkan dapat menunjang mereka untuk bisa menjalankan bisnis secara digital maupun konvensional kepada masyarakat luas ke depannya.(*)
Reporter: Muhammad Miftah Fakhrizal
Redaktur: Sofyan Abidin
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan