ITS News

Sabtu, 16 November 2024
22 Februari 2022, 20:02

Tim KKN ITS Gagas Rancangan Wisata Kalimas Watu Gedong

Oleh : itsjev | | Source : ITS Online

Wahyu Setyawan, ST, MT (ujung kiri bawah) bersama tim KKN Departemen Arsitektur ITS dan masyarakat Desa Sebalor yang terlibat dalam penyusunan master plan Kalimas Watu Gedong

Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) senantiasa menjunjung tinggi tri dharma perguruan tinggi, di mana salah satu kewajiban yang sudah seyogyanya TS laksanakan adalah melakukan pengabdian kepada masyarakat. Mewujudkan bakti tersebut, Departemen Arsitektur ITS melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), menggagas rancangan Destinasi Wisata Kalima Watu Gedong di Desa Sebalor, Kabupaten Tulungagung.

Kegiatan ini diprakarsai oleh Dosen Departemen Arsitektur ITS Wahyu Setyawan, ST MT dan melibatkan delapan mahasiswa Departemen Arsitektur. Adapun kedelapan mahasiswa tersebut adalah Rozaan Roziin Nabilan Cahyono, Imarotus Sa’adah, Salsabila Khoirunnisa, Enfi Auliyatul Fauziah, Farrel Adyuta Wiratama K, Bonaventura Rah Abisca, Irfiana Nur Firdauzy, dan Yunita Melani Putri. Program KKN ini dilaksanakan secara daring, tetapi untuk melihat kondisi nyata dari kawasan yang direncanakan, dilaksanakan pula survei lapangan.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kru ITS Online bersama Wahyu, penyusunan master plan kolam buatan bernama Kalimas Watu Gedong ini diwujudkan untuk membantu masyarakat Desa Sebalor merencanakan destinasi wisata desa berbasis pemberdayaan masyarakat dan menjadi penggerak ekonomi desa. Master plan sendiri merupakan sketsa tata ruang utama yang berisi tentang letak dan gambaran besar sebuah kawasan proyek infrastruktur yang akan dibangun.

Diskusi yang dilakukan tim KKN ITS yang dilakukan bersama warga Desa Sebalor

Berangkat langsung dari hasrat dan inisiatif masyarakat Desa Sebalor, laki-laki kelahiran Bojonegoro itu menuturkan bahwa masyarakat sebenarnya sudah memiliki gambaran dan sudah mulai membangun Kalimas Watu Gedong. Walakin, Wahyu menyayangkan bahwa pembangunan yang dilakukan masyarakat cenderung memiliki karakteristik yang terlalu mengedepankan unsur kota. “Sayang sekali dengan kondisi alam berkontur seperti itu, bentuk kolamnya terlalu formal. Padahal mereka bisa membuat jauh lebih kreatif dan lebih atraktif,” terangnya.

Menanggapi hal ini, dosen yang juga pernah menyusun master plan Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) ini bercerita bahwa hambatan terbesar bagi tim KKN ITS adalah terkait mengedukasi masyarakat setempat terkait pentingnya mengekspos kekayaan desa. Wahyu menggambarkan masyarakat Desa Sebalor memiliki persepsi bahwa mereka akan lebih dihargai apabila mereka menunjukkan ciri kota, padahal orang kota berlibur ke desa justru untuk melihat suasana desa.

 

Konsep rancangan Kalimas Watu Gedong yang menjunjung kearifan lokal

Dari saran dan masukkan yang diberikan, laki-laki berusia 50 tahun itu turut menerangkan bahwa tim KKN ITS lantas bekerja sama dengan masyarakat Desa Sebalor lantas bekerja sama dengan untuk menggubah konsep dan rancangan yang lebih matang demi meningkatkan daya tarik wisata Kalimas Watu Gedong. Dengan mengedepankan prinsip kearifan lokal, tim KKN ITS menganjurkan masyarakat Desa Sebalor untuk menciptakan destinasi wisata yang memanfaatkan material-material desa dan mengangkat ciri khas Kabupaten Tulungagung.

Tim KKN ITS memberikan pengarahan serta pelatihan bagi masyarakat Desa Sebalor, khususnya dalam memilih bahan bangunan dan strategi yang berfokus menonjolkan kekayaan desa. “Kita ingin membuat sesuatu yang bisa memperlihatkan daya tarik desa itu, jadi jangan berpikir untuk membuat sesuatu dari luar atau dari kota untuk dimasukkan ke dalam rancangan destinasi wisata,” cetus alumnus ITS tersebut.

Desain master plan Kalimas Watu Gedong yang digagas oleh tim KKN ITS

Berdasarkan keterangan Wahyu, adapun beberapa usul yang tim KKN ITS berikan adalah salah satunya terkait pemanfaatan marmer sebagai salah satu komoditas utama Kabupaten Tulungagung untuk dijadikan sebagai material jalan di kawasan wisata. Alih-alih menggunakan aspal atau paving, penggunaan marmer akan memberikan nuansa yang lebih indah tanpa melunturkan konsep yang sudah dibangun. Begitu pula bentuk-bentuk bangunan yang digunakan sebagai kios makanan, yang kemudian diberikan visualisasi sesuai dengan gaya arsitektur Jawa Timur.

Menyikapi kunjungan dan bakti dari tim KKN ITS, Wahyu berkata bahwa masyarakat memberikan respons yang sangat positif. Bahkan antusiasme ditunjukkan dengan besarnya harapan masyarakat Desa Sebalor untuk bisa segera mewujudkan master plan yang masih berupa sketsa. “Respons awal masyarakat sangat baik karena pada saat awal survei itu mereka senang, masyarakat sebenarnya bingung mau konsultasi ke mana ketika punya berbagai ide karena mereka tidak punya saluran,” ungkap laki-laki kelahiran 1972 itu.

Tim KKN ITS bersama masyarakat Desa Sebalor

Mengakhiri wawancara dengan kru ITS Online, Wahyu berkata bahwa tujuan utama dari penyusunan master plan ini diharapkan tidak hanya berhenti pada sketsa saja, tetapi juga direalisasikan dalam bentuk nyata. Tim KKN ITS akan senantiasa membantu masyarakat Desa Sebalor mewujudkan konsep kawasan wisata Kalimas Watu Gedong sebagai bakti perguruan tinggi dan membawa kebermanfaatan yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Dari adanya kegiatan KKN ini, Wahyu berharap bilamana sebagai perguruan tinggi, ITS hendaknya tidak menunggu masyarakat terlebih dahulu untuk datang karena mereka melihat ITS sebagai menara gading pusat riset. Masyarakat memiliki berbagai macam ide, tetapi tidak memiliki wadah untuk menyalurkan dan mewujudkannya. “Masyarakat masih melihat ITS kampus yang untouchable (tidak tersentuh). Jadi kami berharap dari ITS untuk tidak menunggu, tetapi turun langsung ke bawah dan memberi edukasi bagi masyarakat,” pungkas Wahyu.

Reporter: Yanwa Evia Java
Redaktur: Muhammad Faris Mahardika

Berita Terkait