Kampus ITS, ITS News – Meningkatnya emisi gas rumah kaca akibat penggunaan bahan bakar tak terbarukan mendorong Society Renewable Energy (SRE) dan Tim Anargya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dalam webinar tentang lingkungan, Sabtu (12/2). Dengan tema Electric Vehicle Integrated with Renewable Energy ini, masyarakat diharapkan teredukasi akan pentingnya pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) khususnya pada penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Dr H Sandiaga Salahuddin Uno BBA MBA dalam sambutannya menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi EBT yang luar biasa yaitu sebesar enam kali lipat dari kapasitas pembangkit EBT saat ini. Dengan potensi tersebut, Indonesia dipercaya bisa sepenuhnya terbebas dari penggunaan energi fosil yang tidak terbarukan serta mengurangi 29 persen emisi di tahun 2030 sesuai dengan Perjanjian Paris.
Pemanfaatan potensi tersebut tentunya memerlukan kolaborasi dan gerak bersama yang cepat, efisien, efektif, serta berkelanjutan. Pemerintah melalui Kemenparekraf sangat mendukung pengembangan kendaraan listrik yang juga sejalan dengan tren pariwisata. “Wisatawan muda banyak yang bertanya tentang penggunaan energi listrik terutama untuk transportasi mereka,” jelas Sandi.
Sandi mendorong perguruan tinggi di Indonesia sebagai pusat pengetahuan, riset, dan inovasi untuk berkontribusi dalam menciptakan inovasi instrumen yang diperlukan dalam pengembangan kendaraan listrik dan EBT. Sebab, masih banyak instrumen pengembangan yang diimpor oleh Indonesia. “Kontribusi ini akan sangat membantu Indonesia untuk mencapai net-zero emission atau netralitas karbon di tahun 2060,” lanjutnya.
Penurunan emisi tak lepas dari sektor transportasi yang masih menggunakan bahan bakar fosil, seperti yang disampaikan oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia Ir Budi Karya Sumadi. Untuk itu, Kemenhub terus berkomitmen untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik dengan merilis peta jalan transisi dari energi fosil menuju energi listrik berbasis baterai.
Program bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi dan percepatannya ini telah didukung penuh oleh presiden melalui perpres. Bahkan sekarang pemerintah tengah mempersiapkan penggunaan bus listrik dan ITS diharapkan menyumbangkan kontribusi di dalamnya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng menjelaskan bahwa penurunan emisi gas rumah kaca untuk menanggulangi perubahan iklim merupakan tanggung jawab semua pihak. Sebagai wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, ITS mengambil peran dengan hilirisasi riset atau inovasi. “Salah satunya adalah sepeda motor listrik Gesits,” ucapnya.
Guru besar Teknik Elektro ini berharap, acara ini mampu memotivasi dan memberi wawasan kepada peserta tentang lingkungan hidup yang bersih serta pentingnya menurunkan emisi gas rumah kaca untuk mengurangi terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global. “Dengan acara ini juga, EBT akan semakin dikenal oleh masyarakat,” tambahnya.(*)
Reporter: Dian Nizzah Fortuna
Redaktur: Gita Rama Mahardhika
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)