ITS News

Senin, 30 September 2024
01 Maret 2022, 08:03

Kiprah Naufan, Dosen ITS Sang Penggalak Kampanye SDGs

Oleh : itsojt | | Source : -

Potret Naufan Noordyanto SSn MSn, Dosen ITS Departemen Desain Komunikasi Visual

Kampus ITS, ITS News Sustainable Development Goals (SDGs), sebuah kesepakatan pembangunan global sejak tahun 2015 yang memiliki 17 tujuan dan 169 target hingga 2030 nanti. Semua negara menggunakan tujuan dan target yang telah ditetapkan sebagai insentif untuk pembangunan berkelanjutan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Naufan Noordyanto SSn MSn, dosen Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) ikut andil dalam menggalakkan kampanye SDGs yang berbentuk karya desain grafis.

Dari banyaknya tujuan dan target yang tertuang dalam SDGs, salah satunya adalah tentang tercapainya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang berkelanjutan sebagai penyangga seluruh kehidupan. Menurut Naufan, sapaan akrabnya, gagasan tentang lingkungan dan ekosistem yang sedang tidak baik-baik saja dapat disampaikan dengan baik pada karya-karya desain komunikasi visual, seperti desain poster.

Salah satu karya Naufan yang berjudul Save Trees, save orangutan life yang meraih juara pertama di Golden Turtle Festival

Karya-karya tersebut, imbuh Naufan melanjutkan, bertujuan untuk dapat melawan opini yang kurang tepat dan membuka wawasan masyarakat tentang persoalan penting tersebut. Ambisinya dalam memberikan visualisasi urgensi masalah serius yang ada pada lingkungan, mendorong lelaki yang pernah bekerja di perusahaan periklanan ini untuk aktif sebagai Environmental Activist Artist. “Dengan ini, saya menjadi pihak yang dapat memanfaatkan kreativitas dan karya untuk menyampaikan pesan-pesan urgensi tersebut,” terangnya. 

Bagi pria berkacamata ini, terselenggaranya pameran karya seni dan desain yang digarap serius dan profesional akan memberi efek riak yang luas bagi masyarakat. Terutama untuk  seniman, desainer, atau fotografer di komunitas internasional karena adanya wadah untuk melontarkan pesan-pesan SDGs dalam karya cipta mereka. “Hal ini sekaligus menunjukkan betapa pentingnya penyelenggaraan pameran serta peran seniman dan desainer untuk terlibat aktif dalam mewujudkan SDGs sesuai kompetensinya,” ujarnya.

Salah satu karya Naufan yang berjudul Trees vs industrial carbon emission, terpilih menjadi top 50 untuk pameran TED Countdown

Salah satu pameran yang Naufan ikuti adalah Golden Turtle Festival 2021 oleh MY EQUATOR Charity Social Support Fund dengan dua karya andalannya. Karya desain poster Naufan yang berjudul “Save trees, save orangutan life” berhasil menempatkannya menjadi wakil Indonesia yang menduduki juara pertama pada kategori Eco-poster: Conservation of Wild Nature. Karya tersebut bersaing dari seleksi bersama 14.752 karya dan 3.864 partisipan dari 107 negara dan dipamerkan secara luring di Moskow, Rusia, pada 25 September hingga 31 Oktober 2021.

Lebih lanjut, Naufan menjelaskan, karya tersebut dibuat dengan metafora visual orang utan dari pohon yang ditebang dan bertransformasi menjadi produk kayu berupa kursi. Adapun karya tersebut bernarasi tentang kerusakan habitat hutan oleh bisnis manusia yang dapat merusak ekosistem orangutan, termasuk fauna dan flora lainnya yang terancam punah. “Saya ingin berpesan pada masyarakat untuk merawat hutan agar makhluk hidup yang berdiam di sana dapat terjaga kelestariannya,” tutur dosen yang juga tertarik dalam bidang tipografi huruf, ilustrasi, dan identitas visual ini.

Intensi Naufan mengenai orang utan yang terdesak oleh pembangunan atau perburuan bukan hanya terbatas sebagai perhatian nasional saja, tetapi juga dalam ranah internasional. Urgensi dari kepentingan menyampaikan pesan mengenai lingkungan sebagai jawaban dari SDGs poin 15 soal merawat ekosistem ini menjadi suatu inspirasi bagi Naufan untuk berkarya. Baginya, karya seni dan desain bertajuk lingkungan dan ekosistem adalah topik yang tiada habisnya. “Tema ini merupakan perhatian dan keresahan bersama secara global sehingga membuka kesempatan untuk berkarya cipta,” ungkapnya.

Naufan bercerita, karya lainnya yang bertajuk “Trees vs industrial carbon emission”, didesain dengan prinsip transformasi M.S. Escher. Karya yang menjawab SDGs poin 13 soal memerangi perubahan iklim tersebut memiliki pesan utama untuk mengajak masyarakat lebih banyak menanam pohon sebagai solusi untuk mengimbangi banyaknya polusi karbon. Di kesempatan lain, karya tersebut berhasil lolos menjadi 50 karya terbaik dalam #ArtistsForClimate. “Karya koleksi ini direncanakan akan dipajang dalam pameran tur di berbagai negara dalam rangkaian acara People’s Promise for Climate Impact,” jelasnya.

Di penghujung wawancara, lelaki kelahiran Madura ini berpesan agar tekananya memberikan inspirasi bagi mahasiswa agar lebih tergerak dalam mewujudkan tujuan dari SDGs.  Hal tersebut karena karya ini tak hanya sekadar menginspirasi, tetapi juga dapat menorehkan prestasi yang membanggakan untuk ITS. “Semoga kerja sederhana lewat kompetensi yang dimiliki dapat memberi contoh pada mahasiswa untuk meneruskan jejak prestasi ITS” pungkasnya penuh harap.

Reporter: ion22 dan Astri Nawwar Kusumaningtyas
Redaktur: Muhammad Faris Mahardika

Berita Terkait