Kampus ITS, ITS News – Lika-liku perkuliahan tidak menurunkan asa juang salah satu lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Wisuda ke-125, Dinial Utami Nurul Qomariah. Jatuh bangun wanita yang akrab disapa Nurul ini berbuah manis lewat torehan gelar doktor dan IPK sempurnanya.
Nurul menceritakan, sebagai mahasiswa, ia sempat mengalami kesulitan dalam menulis jurnal ilmiah. Setiap kali ia mengerjakan sebuah jurnal, hasilnya akan selalu ditolak oleh pembimbingnya. Tidak berhenti di sana, perempuan lulusan D3 Teknik Informatika Politeknik Negeri Jember ini pun beranjak mengasah keterampilan menulisnya lewat ragam pelatihan jurnal internasional. “Akibatnya, saya berhasil memproduksi sembilan publikasi selama masa perkuliahan,” ujarnya antusias.
Lebih lanjut, Nurul juga mengakui bahwa ia kerap merasa tertinggal saat pembelajaran di kelas. Menurutnya, ia masih di berada bawah bayang-bayang rerata rekan kuliahnya yang memiliki kemampuan dasar pemrograman lebih kuat. Alhasil, ia berupaya mengejar ketertinggalan dengan mengorbankan waktu berlatih merancang program. “Saya mendedikasikan waktu untuk belajar tiap malam, bahkan di hari libur sekalipun,” ucapnya.
Selama menjalani perkuliahan, Nurul merasa menjadi lebih tahan banting. Ia harus membagi waktu antara bekerja dan belajar. Usut punya usut, perempuan ini juga bekerja sebagai tutor matematika bagi anak tingkat SD hingga SMA. Tidak hanya itu, ia juga aktif bekerja sebagai dosen di Jurusan Sistem Informasi Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya). “Saya ingin membagikan ilmu bagi banyak orang,” ungkapnya tulus.
Tidak berhenti sampai sana, Nurul rupanya juga berwirausaha demi menambal modal kuliahnya. Sejak masih menjadi mahasiswa D4 di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), ia harus banting tulang berjualan di kantin PENS. “Saya berkuliah dengan biaya sendiri, jadi saya harus terus mencari uang demi lanjut kuliah,” tutur lulusan magister Teknik Informatika ITS ini.
Dalam proses wirausahanya, Nurul pernah mengalami kesulitan finansial. Ia menceritakan, saat pandemi Covid-19 melanda, usaha kantin di PENS tutup total. Tabungannya hanya tersisa untuk satu semester. Sedangkan, ia harus menambah dua semester lagi. “Alhamdulillah, ITS mengarahkan saya untuk mencoba beasiswa dari Kemenkumham,” ucapnya.
Wanita kelahiran 1993 ini melanjutkan, ia akhirnya mendapatkan beasiswa Kemenkumham setelah melalui berbagai tes. Nurul yang hampir cuti kuliah akibat masalah finansial pun berhasil mendapatkan beasiswa yang mencakupi biaya uang kuliah tunggal (UKT) dan biaya hidup. “Hingga kini, saya masih merasa seperti bermimpi akibat bisa lulus tanpa harus cuti kuliah,” tuturnya terharu.
Setelah mendapatkan gelar doktor dari prodi Ilmu Komputer FTEIC ITS, ia ingin merealisasikan disertasinya dalam mendeteksi penyakit diabetes menggunakan metode microanalism pada retina. Di samping itu, ia juga berharap agar mampu mengikuti jejak dosennya di ITS untuk menjadi guru besar. “Saya tidak pernah takut untuk bermimpi dan akan terus berusaha merealisasikannya,” pungkasnya mantap. (*)
Reporter: Thariq Agfi Hermawan
Redaktur: Muhammad Faris Mahardika
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan