Kampus ITS, ITS News – Dalam rangkaian proses rekrutmen, pada umumnya, perusahaan akan menyaring pendaftar lewat seleksi curriculum vitae (CV) hingga sesi wawancara. Oleh karenanya, perlu kiat jitu untuk mematangkan persiapan dalam menaklukkan keduanya.
Lewat gelar wicaranya di forum NACE ITS 12 Maret lalu, Project Manager Astra International, Yogi Asril mengungkapkan bahwa perekrut di sebuah perusahaan jarang membaca CV kandidat secara menyeluruh. Mereka cenderung hanya melihat sekilas isi halaman pertama CV. “Oleh karenanya, kandidat harus mempersiapkan tampilan depan CV yang menarik dengan portofolio relevan dan berbobot,” ujarnya.
Lebih lanjut, Yogi berpendapat, CV harus ditulis menggunakan format kepenulisan yang simpel, efektif, namun tetap jelas. Biasanya, perekrut yang terdiri dari HRD perusahaan ini akan menggunakan sistem applicant tracking system (ATS). “Dengan aplikasi tersebut, perekrut dapat menyaring CV dengan lebih cepat dan tepat sasaran,” tuturnya.
Menurut Yogi, ketika sistem ATS tidak berhasil mendeteksi CV, maka hal tersebut dapat berarti berkas yang diajukan tidak relevan dan kurang sesuai dengan yang diinginkan perekrut. Oleh karenanya, CV tidak hanya harus sekadar kompeten, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan perekrut,” sambungnya.
Setelah melewati penyaringan berkas, pada titik seleksi tertentu, peserta terpilih akan masuk ke seleksi tahap wawancara. Yogi menjelaskan, dalam tahap tersebut, HRD perusahaan telah memiliki ketertarikan pada peserta. Oleh karenanya, para kandidat perlu mengerahkan usaha terbaiknya dengan memperhatikan isi dan teknik dalam wawancara kerja.
Yogi memperdalam, ketika memulai wawancara kerja, kandidat perlu memperkenalkan diri dengan percaya diri sesuai pengalaman dan portofolio yang disertakan. Kemudian, kandidat juga dapat menjelaskan kelebihan diri dan menghubungkannya dengan kebutuhan perusahaan tersebut.
Selanjutnya, Yogi melanjutkan bahwa pewawancara akan menggali kekurangan kandidat. Dalam posisi tersebut, Yogi meyakini jika kandidat perlu menyampaikan kekurangan mereka tanpa merendahkan diri sendiri. “Setiap kekurangan harus disertai dengan solusi nyata untuk mengatasi masalah tersebut agar seimbang,” tuturnya.
Dalam proses wawancara, Yogi mengingatkan agar kandidat tidak perlu merasa terintimidasi, meskipun masih berstatus sebagai fresh graduate. “Selain percaya diri, kandidat perlu menjaga sopan santun dan menjawab dengan penuh keyakinan,” jelasnya.
Terakhir, satu hal yang menurut Yogi tidak kalah penting ialah menyelaraskan diri dengan perusahaan. Menurutnya, selain memahami visi perusahaan, kandidat juga harus mengorelasikan hal tersebut dengan visi pribadi dan peran yang dapat kandidat lakukan di perusahaan itu. “Dengan mendalami aspek-aspek penting ini, kandidat akan selangkah lebih dekat dalam menaklukkan seleksi kerja,” pungkas Yogi. (*)
Reporter: Gandhi Kesuma
Redaktur: Muhammad Faris Mahardika
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi