Kampus ITS, ITS News — Kabupaten Sidoarjo memiliki cukup banyak potensi pariwisata. Namun, hasil survei Laboratorium Sosial Humaniora Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan bahwa potensi tersebut masih belum banyak dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu, Tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) ITS mengadakan program bertajuk Pelatihan Pemandu Wisata dalam Mewujudkan Wisata Pesisir ‘Pesona Bahari’ di Desa Gisik Cemandi Kabupaten Sidoarjo.
Salah satu anggota tim, Rahadian Adyatma, menuturkan bahwa eco-tourism di Desa Gisik Cemandi selama ini tidak berjalan dengan baik karena rendahnya keterampilan sumber daya manusia dalam melakukan promosi wisata yang mereka miliki. Untuk itu, dilakukan promosi kawasan wisata terpadu Pesona Bahari Desa Gisik Cemandi melalui media sosial dan pemberian pengalaman terkait pengelolaan objek wisata kepada masyarakat setempat.
Dalam program yang dilaksanakan beberapa waktu lalu ini, terdapat pelatihan dan sosialisasi mengenai proses pengembangan promosi wisata. Materi yang diberikan mencakup analisis perencanaan strategis SWOT, penulisan artikel, desain poster, dan promosi media sosial. “Pelatihan analisis SWOT sendiri diberikan agar warga tahu aspek apa saja yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan kegiatan eco-tourism,” ujar mahasiswa yang akrab disapa Rama ini.
Dalam pelatihan penulisan artikel, luaran yang dihasilkan berupa artikel yang memuat hasil observasi masyarakat dan evaluasi wisatawan. Sedangkan dalam pelatihan desain poster, poin yang ditanamkan pada masyarakat adalah pembuatan desain yang menarik dan dapat diterima oleh masyarakat umum. “Adapun untuk pelatihan promosi media sosial sendiri menyangkut tentang cara mempromosikan dan mengatur poin promosi kepada masyarakat umum,” ujarnya.
Mahasiswa Departemen Studi Pembangunan ITS ini mengatakan bahwa kepala desa beserta organisasi karang taruna setempat menyambut program ini dengan antusias dan turut berpartisipasi aktif. Para warga seperti pelaku susur sungai, petik laut, kolam pemancingan, dan tokoh masyarakat pengurus wisata religi pun bersemangat mengikuti program yang dibina oleh Eka Dian Savitri SHum MA ini. “Mereka menyediakan kapal untuk membantu kami dalam melaksanakan susur sungai,” ungkapnya.
Dalam mendukung promosinya, tim ini berkolaborasi dengan pihak promotor lainnya seperti @angkacinematic, @banggasidoarjo, dan @standuppaddlesurabaya. Promosi melalui platform Instagram dipilih karena dapat menerima format video dan foto, serta fitur tagar dan tag akun promosi lainnya yang bisa memaksimalkan promosi. “YouTube dinilai kurang efektif karena dipengaruhi panjang durasi video dan memerlukan jumlah subscriber yang banyak,” lanjut mahasiswa asal Pekalongan ini.
Sebagai hasil dari pelatihan dan kolaborasi tersebut, promosi yang dilakukan dapat menjangkau masyarakat lebih luas lagi dan jumlah tayangan media promosi meningkat dari 150 ke 250 lebih tayangan. Hal ini merupakan pengembangan dari segi pengemasan promosi yang dapat membantu terbentuknya brand sebagai elemen penting promosi.
Dari pelatihan tersebut, diharapkan para masyarakat Desa Gisik Cemandi dapat berperan sebagai pelaku utama pengembangan eco-tourism wisata pesisir di desa ini. Tim KKN Abmas Laboratorium Sosial Humaniora ITS juga mengupayakan agar pengembangan eco-tourism di Desa Gisik Cemandi ini berkelanjutan agar perekonomian masyarakat membaik serta titik kesejahteraan masyarakat tercapai. “Berharap juga dapat meningkatkan keterampilan masyarakat Desa Gisik Cemandi dalam memanfaatkan media sosial untuk promosi potensi wisata daerahnya,” jelasnya. (*)
Reporter: Dian Nizzah Fortuna
Redaktur: Astri Nawwar Kusumaningtyas
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan