Kampus ITS, ITS News – Program Studi (prodi) Teknik Pangan adalah salah satu prodi baru di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Prodi yang merupakan pecahan dari Departemen Teknik Kimia ini didirikan pada tahun 2021 lalu dengan fokusan pada bidang pangan. Meski sudah berjalan selama satu tahun, masih banyak yang belum tahu mengenai prodi baru ini.
Kepala Program Studi (Kaprodi) Teknik Pangan, Prof Dr Ir Arief Widjaja M Eng menerangkan bahwa, tujuan didirikannya Prodi Studi Teknik Pangan di ITS adalah untuk menyukseskan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035. Dimana dalam rencana ini, industri pangan menjadi salah satu andalan dalam industri nasional. Di samping itu, prodi ini juga didirikan untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan nasional sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) di bidang IPTEK.
Berbanding lurus dengan tujuan didirikannya Prodi Teknik Pangan, Arief turut menyampaikan bahwa terdapat berbagai pekerjaan yang akan dibutuhkan di bidang pangan kedepannya. Alumni ITS itu membagi bidang pekerjaan tersebut menjadi dua. Yang pertama adalah pekerjaan di bidang industri pangan yang meliputi pengembangan dan diversifikasi produk pangan baru, pengembangan proses produksi pangan baru, hingga desain dan instalasi proses produksi bahan pangan.
Sedangkan yang kedua adalah bidang pangan non industri seperti pengembangan produk pangan baru pada kegiatan pertanian, bidang nutrisi dan kesehatan, hingga keuangan dan ekonomi berkelanjutan berbasis ketahanan pangan nasional. Arief juga menegaskan semua pekerjaan di bidang pangan sangat dibutuhkan oleh sebuah negara. “Karena negara yang kuat adalah negara dengan ketahanan pangan tinggi,” ujarnya.
Seperti kebanyakan program studi yang ada di ITS, Prodi Teknik Pangan juga memiliki ciri khasnya tersendiri. Arief menyebutkan keunikan dari prodi yang ia pimpin terletak pada aspek desain proses pangan. Aspek ini membekali mahasiswa untuk mempersiapkan sebuah industri pangan. Mulai dari pemilihan dan penentuan jumlah bahan baku, pengiriman dan penyimpanan bahan baku, proses pengolahan bahan baku, pengemasan produk yang aman untuk kesehatan, hingga masalah gaji karyawan industri.
Mengenai kesiapan Prodi Teknik Pangan sendiri, Arief mengaku sudah ada enam dosen tetap dan dua tenaga kependidikan (tendik). Formasi dosen ini diperkuat dengan dua dosen bergelar profesor, tiga dosen bergelar doktor, dan satu dosen bergelar magister. Arief juga menyebutkan rencana penambahan jumlah dosen setiap penerimaan mahasiswa baru agar rasio dosen dan mahasiswa yang ada tetap seimbang.
Berbeda dengan tahun lalu yang hanya membuka pendaftaran melalui Seleksi Kemitraan, Mandiri, dan Prestasi (SKMP), tahun ini Prodi Teknik Pangan juga membuka pendaftaran melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN. Pria kelahiran 1966 ini berharap dengan dibukanya jalur SNMPTN dan SBMPTN, akan mempermudah calon mahasiswa baru yang ini mendaftar di prodi ini. “Ada 40 kursi yang kami sediakan, kami harap semua kursi tersebut akan terisi penuh tahun ini,” pungkasnya penuh harap. (*)
Reporter: Nurul Lathifah
Redaktur: Muhammad Miftah Fakhrizal
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi