ITS News

Sabtu, 16 November 2024
27 April 2022, 07:04

Kelola Stres Lebih Mudah dengan Ikigai

Oleh : itsric | | Source : ITS Online

Anandre Forastero SPsi MPsi menjelaskan kelima pola pikir yang dapat membantu untuk menghadapi stres dan mendefinisikan kebahagiaan

Kampus ITS, ITS News – Kehidupan sehari-hari tidak lepas dari beragam masalah yang mendampingi. Hal tersebut menjadi pemicu stres yang seringkali menjadi pemberat dan merasa tidak bahagia. Sehingga konsep Ikigai ini hadir sebagai panduan untuk menghadapi stres dengan kelima pola pikir yang ditawarkan.

Praktisi psikologi di Ikigai Consulting & Head PT Sevima, Anandre Forastero SPsi MPsi mengungkapkan bahwa stres tidak selamanya memberikan pengaruh negatif dalam kehidupan. Nyatanya, stres dapat menjadi pendorong performa sehari-hari jika dikelola dengan baik. “Stres dapat menjadi penanda bahwa kita tengah berkembang dan keluar dari zona nyaman,” ungkapnya.

Dalam webinar dengan tema Build Meaningful Purposeful Life: Less Stressed and Happily, Anandre menjelasakan terdapat lima tips untuk menanggapi stres dan mengelolanya agar tidak menghambat kebahagiaan. Kelima diantaranya adalah menemukan arti kebahagiaan, memperbaiki pola pikir, menghindari overthinking, berhenti menunda pekerjaan, dan memiliki kualitas pertemanan yang baik. “Dengan melakukan kelima resep ini dapat menjadi obat untuk melewati kondisi ini,” terangnya. 

Lima Pola Pikir untuk Memperoleh Kebahagiaan

Lanjut merinci tiap poin Ikigai, Anandre menjelaskan pola pikir masyarakat umum yang kurang tepat ialah ketika menganggap kebahagiaan hanya berasal dari kesuksesan karir ataupun percintaan. Padahal, terdapat banyak sumber kebahagiaan lain di lingkungan sekitar. “Definisi kebahagiaan tidak hanya terpaku pada uang ataupun hubungan asmara, tetapi juga kondisi kesehatan, spiritual, hingga hubungan keluarga,” papar pria yang mendapatkan gelar masternya di Universitas Indonesia ini.

Setelah mengetahui definisi kebahagiaan, memperbaiki pola pikir merupakan cara kedua guna hadapi stres. Tidak terpaku hanya dengan satu sudut pandang akan membuka kesempatan dalam mengembangkan diri demi raih kesuksesan. Sementara, keraguan berlebih akan kemampuan sendiri dapat menjadi penghambat. “Padahal kemampuan yang kita miliki dapat dikembangkan melalui kerja keras dan dedikasi dari diri kita masing-masing,” tegasnya.

Anandre turut menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak terpaku pada karir dan hubungan asmara saja namun dapat datang dari berbagai hal di dalam hidup kita

Tahapan selanjutnya adalah menghindari overthinking untuk mencegah pemikiran terhadap masalah yang tidak ada. Overthinking dapat disebabkan oleh pengalaman masa lalu yang membuat ekspektasi akan masa depan menjadi terbebani. “Dengan merelakan dan berdamai dengan pengalaman masa lalu, dapat menjadi awalan untuk keluar dari ketakutan berlebih akan masa depan,” jelas pria yang telah menekuni psikologi sejak S1 ini.

Poin berikutnya adalah berhenti menunda pekerjaan sebagai pencegahan terjadinya penumpukkan tugas berlebih yang berpeluang mengakibatkan stres. Untuk itu, mempraktekkan 5 second rule dapat menjadi jawaban untuk mengatasi permasalahan yang ada. Caranya yakni dengan segera memulai pekerjaan tersebut dalam lima detik setelah memikirkannya, sebab otak manusia cenderung mudah terdistraksi oleh pikiran-pikiran lain.

Terakhir namun tidak kalah penting, Anandre mengungkapkan bahwa seiring berjalannya waktu, kuantitas dari pertemanan akan semakin berkurang namun kualitasnya harus semakin meningkat. Oleh sebab itu, penting untuk memiliki lingkar pertemanan yang dapat mendukung perkembangan kita. “Karena sikap kita adalah cerminan lima teman terdekat kita, sah-sah saja untuk memilih pertemanan yang dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan diri,” tutupnya. (*)

Reporter: Ricardo Hokky WIbisono
Redaktur: Najla Lailin Nikmah

Berita Terkait