ITS News

Senin, 30 September 2024
01 Juni 2022, 20:06

Mengilhami Peneguhan Ideologi Pancasila

Oleh : itsgan | | Source : ITS Online

Ilustrasi rasa nasionalisme pemuda kepada hari Pancasila (sumber: Masagipedia.com)

Kampus ITS, Opini – Lintas sejarah kita dalam berbangsa membuktikan bahwa Pancasila merupakan ideologi dengan nilai dan gagasan yang adiluhung. Pedoman dalam merajut kebangsaan yang guyub lagi harmonis. Hingga kini, pandangan berkehidupan tersebut kokoh membawa Nusantara mengarungi samudera.

Hingga detik ini, sayangnya, implementasi nilai-nilai dalam Pancasila baru sebatas etalase naratif dan simbolik. Belum sepenuhnya diterapkan lewat sikap dan perilaku nyata di keseharian. Dari sana mulai lahir sikap kurang terpuji dari oknum yang mengaku paling Pancasilais, namun bertindak tidak adil, diskriminatif, dan sejenisnya. Bahkan, tidak jarang, oknum-oknum ini menyalahgunakan Pancasila menjadi instrumen untuk memukul lawan politik.

Rasanya, fenomena tersebut cukup menjadi alasan kuat bagi kita untuk mengembalikan Pancasila sebagai pedoman utama dalam berbangsa dan bernegara. Seorang warga negara tidak boleh mengotak-ngotakkan kelompok atau golongan tertentu menjadi pemilik tunggal Pancasila. Pancasila adalah milik segenap rakyat Indonesia.

Pada 1 Juni, dalam momentum peringatan kelahiran Pancasila ini, secara sadar maupun tidak sadar mengajak kita semua untuk mengokohkan persatuan dan kesatuan kita. Sembari mengingatkan betapa pentingnya membangun toleransi di tengah kemajemukan dan keberagaman kita sebagai sebuah bangsa.

Secara kuantitatif, Indonesia merupakan negara demokrasi ketiga terbesar. Indonesia sebagai negara berdaulat telah menyepakati Pancasila sebagai common platform di antara komunitas dan kelompok warga yang sangat majemuk. 

Konteks tersebut dapat terlihat lewat prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Secara politis, Pancasila merupakan ideologi yang tepat sebagai alat pemersatu bangsa. Tidak sebatas itu, Pancasila juga mampu menjadi  alat untuk menjaga kemajemukan dan kebhinekaan di antara berbagai agama, suku, ras dan golongan.

Globalisasi telah membawa kontestasi nilai dan kepentingan yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas baik dalam konteks politik maupun sosial budaya. Menguatnya gejala polarisasi dan fragmentasi sosial baik berbasis identitas keagamaan, kesukuan, golongan dan kelas-kelas sosial.

Kondisi di atas, diperparah dengan lemahnya literasi beragama dan budaya kewarganegaraan. Oleh karenanya, momentum peringatan hari lahir Pancasila ini pas untuk mengajak kita semua merefleksikan kembali perjalanan kebangsaan. Sebuah bangsa yang memosisikan Pancasila sebagai instrumen pemersatu bangsa. (*)

 

Ditulis oleh:
Gandhi Kesuma
Departemen Teknik Infrastruktur Sipil
Angkatan 2021
Reporter ITS Online

Berita Terkait