ITS News

Sabtu, 16 November 2024
26 Juli 2022, 10:07

Dosen ITS Manfaatkan SBE Sebagai Bahan Adsorben Polutan

Oleh : itsreg | | Source : ITS Online

Salah satu contoh tempat pembuangan Spent Bleaching Earth (SBE) yang terdapat pada industri minyak kelapa (Sumber : trans89.com)

Kampus ITS, ITS News –  Ajakan untuk Reuse dan Recycle limbah, saat ini mulai kembali digencarkan guna meminimalisir pencemaran lingkungan. Beranjak dari hal tersebut, dosen Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat penelitian dengan memanfaatkan kembali Spent Bleaching Earth (SBE) sebagai katalis dalam proses dekolorisasi. 

Ervin Nurhayati ST MT PhD menyampaikan, SBE merupakan limbah padat berupa tanah campuran yang mengandung minyak dan didapatkan dari proses penyulingan minyak kelapa mentah. Sebelum menjadi SBE, tanah tersebut disebut dengan Bleaching Earth (BE) yang digunakan untuk menyerap kotoran, zat, dan bahan yang tidak diinginkan dalam minyak kelapa mentah.

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No.22 Tahun 2021, SBE tidak lagi termasuk kedalam limbah berbahaya jika kandungan minyak di dalamnya kurang dari 3 persen. Perempuan yang akrab disapa Ervin ini menuturkan, meskipun bukan limbah berbahaya cukup berisiko jika dibuang secara langsung. “Untuk meminimalisir pencemaran lingkungan, kami mencoba untuk menggunakan kembali SBE,” ujarnya. 

Ervin Nurhayati ST MT PhD yang memaparkan ilustrasi penggabungan SBE dengan Zinc Oksida dalam simposium yang diselenggarakan Dalian University of Technology (DUT) dan ITS

Ervin menjelaskan bahwa dalam penelitian ini, SBE akan dimanfaatkan sebagai bahan adsorben untuk polutan. Lebih lanjut, agar SBE dapat digunakan sebagai adsorben harus melalui beberapa tahapan seperti ekstraksi minyak dari SBE, memurnikan SBE, dan mencampur dengan Zinc Oksida. “Kombinasi dari SBE dengan Zinc Oksida membuat pori-pori campuran menjadi lebih besar sehingga lebih efektif,” terangnya.

Setelah dilakukan penggabungan SBE dengan Zinc Oksida, pengujian menggunakan pada sampel Rhodamine B. Hasil penelitian tersebut menunjukkan dengan dosis katalis sebanyak 0,5 g/L, mampu men-dekolorisasi sampel Rhodamine B hingga 97,43%. Selain itu, dengan katalis tersebut juga mampu mengembalikan pH sampel menjadi 7 atau sesuai dengan nilai pH normal air. 

Ervin mengaku, dalam penelitian tersebut perlu dilakukan banyak riset karena tiap SBE memiliki kandungan mineral yang berbeda-beda. Selain itu, Ervin juga berharap dengan penelitian ini SBE dapat digunakan untuk bahan baku adsorben sebagai upaya pemanfaatan limbah dan mengatasi pencemaran lingkungan perairan oleh bahan berbahaya. “Berharap penelitian ini juga dapat terus dikembangkan,” tutup Ervin. (*)

Reporter : Regy Zaid Zakaria

Berita Terkait