Kampus ITS, ITS News — Pandemi Covid-19 sempat menghambat sejumlah kegiatan masyarakat Indonesia, tak terkecuali bagi para pasien rehabilitasi. Akibat terbatasnya akses terapi secara fisik, rehabilitasi digital mulai dipertimbangkan secara serius. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut menyambut perkembangan telerehabilitasi di Indonesia melalui webinar bersama platform kesehatan digital, yaitu Physitrack.
Manager Pengembangan Bisnis Physitrack, Opifia Dian Assoc menyebut bahwa Indonesia membutuhkan layanan rehabilitasi digital yang mengakomodasi kesembuhan pasien secara lebih efisien. Ide tersebut berangkat dari kondisi pasien di Indonesia cenderung hanya mengandalkan dokter atau fisioterapisnya. “Sangat jarang pasien inisiatif bertanya tentang program apa yang bisa ia lakukan secara mandiri,” terang perempuan dengan sapaan akrab Opi tersebut.
Perempuan yang masih aktif menjadi fisioterapis ini menekankan, pola pikir bahwa pasien adalah pusat dari seluruh pengobatan rehabilitasi harus ditanamkan. Opi menyebut, resep latihan rehabilitasi yang dikemas dalam bentuk video dan dapat diikuti secara mandiri di rumah akan meningkatkan ketertarikan pasien untuk terlibat dalam melakukan perawatan.
Gagasan ini bisa saja membuat beberapa orang skeptis namun fisioterapis yang praktik di klinik kawasan Jakarta tersebut merincikan bahwa perkembangan serta ketaatan pasien dalam menjalankan latihan dapat dilacak melalui aplikasi. Perkembangan pasien dilihat dari Patient Reported Outcome Measures (PROM) atau detak jantung maksimum jika pasien diresepkan latihan berbasis kardio. “Berarti, dokter memantau pasien setiap saat sehingga pasien terdorong melakukan latihan,” tuturnya.
Opi mengakui bahwa Indonesia merupakan pangsa pasar telemedisin yang menarik berkat jumlah penduduk yang didominasi generasi muda melek internet. Ditambah lagi, kondisi geografis Indonesia yang terpisah antarpulau membuat penyebaran fasilitas dan tenaga kerja kesehatan tidak merata. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa telemedisin dapat meningkatkan atribut sistem kesehatan.
Berujar optimis, Opi percaya bahwa Physitrack yang sudah lebih dulu berhasil di Eropa bisa menjadi pionir rehabilitasi digital di Indonesia. Dengan sistem yang lebih efisien dan mendukung perawatan kontinu, pihaknya berharap layanan rehabilitasi bisa lebih efisien. “Dukung telemedisin untuk kemajuan bidang kesehatan dalam segi kualitas, efisiensi, ekuitas, pertanggungjawaban, keberlanjutan, dan keterjangkauan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Difa Khoirunisa
Redaktur: Gita Rama Mahardhika
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah