Kampus ITS, ITS News — Peringati Hari Cahaya Internasional, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Society of Photo-Optical Instrumentation Engineers (SPIE) dan Departemen Teknik Fisika ITS gelar Eduwisata Optika Cahaya pada Senin (8/8). Tidak hanya pameran inovasi, acara ini juga memberikan lokakarya tentang optika dan fotonika kepada siswa SMA/SMK Sederajat dan mahasiswa umum.
Eduwisata Optika Cahaya menyajikan pameran inovasi pengembangan teknologi fotonik karya mahasiswa Departemen Teknik Fisika ITS. Inovasi yang diusung banyak berkaitan dengan teknologi dalam kehidupan sehari-hari seperti teropong bintang, Monokromotor, Inferometer, Fiber Optik, hingga penelitian sensor etanol berbasis tapered plastic optical fiber yang dilapisi oleh Polyvinyl Alcohol (PVA).
Tidak hanya itu, pada peringatan hari yang juga disebut International Day of Light (IDL) ini juga digelar lokakarya bertajuk Gelatine for Light Guide dan Spectrometer. Lokakarya ini lebih khusus membahas fenomena optika dan fotonika. Tujuannya adalah memberikan wawasan baru kepada siswa bahwa cahaya itu memiliki potensi lebih menjadi teknologi di masa depan. Diharapkan pula siswa dapat termotivasi untuk mempelajari dan mengembangkan teknologi fotonik.
Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS, Fadlilatul Taufany ST PhD dalam sambutannya menyampaikan bahwa IDL 2022 telah turut mendukung salah satu misi Galeri Riset Inovasi dan Teknologi (GRIT) yang berfungsi sebagai wadah pertunjukan hasil riset teknologi karya ITS. IDL dan GRIT ini dijadikan cerminan dari dedikasi serta perjuangan mahasiswa ITS dalam mewujudkan karya monumental yang mampu membawa manfaat bagi masyarakat.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Taufany ini menyampaikan apresiasinya untuk inovator IDL 2022 bahwa kegiatan ini dinilai berhasil menciptakan eduwisata teknologi cahaya. Ia juga berharap inovasi ini bisa berkelanjutan dalam memberi manfaat bagi masyarakat Indonesia. Menurutnya, optik dan fotonika bisa menjadi pemicu perubahan di era globalisasi dengan berbagai ide cemerlang untuk membangun teknologi peradaban yang berbasis cahaya.
Selaras dengan Taufany, Kepala Laboratorium Rekayasa Fotonika Teknik Fisika ITS, Dr rer nat Ir Aulia Muhammad Taufiq Nasution MS menyebutkan Hari Cahaya International ini dicanangkan karena melihat kehadiran cahaya dan optika yang dirasa banyak membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupan di dunia. “Terlihat saat ini banyak perkembangan teknologi cahaya dan optika di ranah pendidikan dan kesehatan,” ujarnya.
Perkembangan ranah pendidikan ini salah satunya ditargetkan agar dapat membangun kesadaran global yang berlandaskan pada pembangunan berkelanjutan. Dengan hal itu, Aulia berharap pendidikan dapat mendorong inovasi pelajar dalam menciptakan teknologi fotonik demi kemajuan riset sesuai dengan pedoman Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. “Tentunya motivasi tersebut harus ditanamkan dan mulai dicoba sejak dini,” pungkasnya berpesan. (*)
Reporter: Fauzan Fakhrizal Azmi
Redaktur: Shinta Ulwiya
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan