Kampus ITS, ITS News — Selain pariwisata, Dusun Kajar, Bumiaji, Kota Batu menjadi salah satu wilayah yang memiliki potensi kawasan pertanian dan perikanan. Tak ingin menyia-nyiakan hal tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membemberdayakan Dusun Kajar dengan mengintegrasikan pertanian dan budidaya ikan yang dilengkapi teknologi fitoremediasi.
Anggota KKN, Zufar Azarial Azmi, menyebut saat ini di Desa Kajar sudah terbangun lima tambak ikan semi intensif. Dijelaskan Zufar, sumber daya bambu yang melimpah turut dimanfaatkan sebagai bahan dasar kotak keramba budidaya ikan tersebut. “Sudah ada dua keramba yang diternakkan bibit ikan nila sebesar 10 sentimeter,” terang mahasiswa semester tujuh itu.
Uniknya, KKN yang diketuai Dr. rer. nat. Edwin Setiawan S Si M Sc ini mengaplikasikan teknologi fitoremediasi untuk mengurangi polutan penghambat perkembangan ikan. Fitoremediasi sendiri adalah teknik pemanfaatan tanaman untuk menyaring bahan pencemar di tanah maupun air secara kontinu. “Dalam budidaya tambak, zat pencemar yang harus diperhatikan adalah Amonia, Nitrit, atau Nitrogen yang terlarut dari sampah di badan air,” jelasnya.
Desain penanaman fitoremediasi yang diaplikasikan Zufar dan tim berupa wetland mengapung, yaitu lahan basah buatan dari bambu berongga. Saat ini, jenis tanaman yang digunakan adalah Echinodorus radicans (Alismataceae), Sagittaria lancifolia (Alismataceae), dan Ludwigia octovalvis (Onagraceae). “Tidak menutup kemungkinan tanaman lain akan digunakan untuk meningkatkan keanekaragaman hayati,” terang Zufar.
Ingin memberikan hasil maksimal, mahasiswa Departemen Biologi ini bertutur bahwa timnya bekerja sama dengan Kebun Raya Purwodadi untuk menyuplai tanaman fitoremediasi. Selain itu, balai konservasi tumbuhan tersebut juga membimbing penelitian untuk mencari kecocokan dan skala pengaruh jenis tanaman untuk menjadi fitoremediator di tambak ikan.
Zufar mengakui, bukan hanya pencemar yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan tambak. Keberadaan sampah atau sedimentasi di jaring juga berpotensi menutup aliran air dan menurunkan oksigen terlarut yang dibutuhkan ikan. Oleh karena itu, tim KKN juga mengadakan penyuluhan cara menjaga dan mengelola tambak untuk meningkatkan perekonomian dan sumber makanan bagi masyarakat sekitar.
Mewakili timnya, Zufar berharap kegiatan KKN ini dapat mewujudkan suatu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di bidang perikanan yang lebih maju. Terlebih, ia berharap penelitian terkait fitoremediasi yang dilakukan juga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen bisnis akuakultur air tawar. “Semoga KKN kami menjadi salah satu pionir pemberdayan masyarakat yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan,” tutupnya. (*)
Reporter: Difa Khoirunisa
Redaktur: Shinta Ulwiya
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan