Kampus ITS, ITS News – Timbunan sampah yang kian meningkat berpotensi besar menimbulkan pencemaran lingkungan. Maka dari itu, diperlukan pengelolaan sampah yang efisien agar pencemaran dapat ditekan. Kali ini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) kepada Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Mekarsari.
Ketua kegiatan KKN Abmas, Lissa Rosdiana Noer ST MMT, menyampaikan bahwa kegiatan KKN Abmas ini beranjak dari masalah pengelolaan sampah yang belum optimal di tempat yang sebelumnya masih berkategori Tempat Pembuangan Sampah (TPS). KKN Abmas ini bertujuan memberikan pendampingan kepada TPS Mekarsari yang akhirnya sekarang berkembang menjadi TPST.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013, terdapat beberapa persyaratan untuk membuat TPST. Antara lain luas TPST yang lebih besar dari 20 ribu meter persegi, berlokasi di dalam kota, dan jarak dari pemukiman minimum 500 meter. Selain itu, TPST harus dilengkapi dengan fasilitas ruang pemilah sampah, instalasi pengolahan sampah, dan penanganan residu.
Berdasarkan pengamatan tim KKN Abmas tersebut, ditemukan bahwa pengelolaan sampah masih belum optimal. Menurut Lissa, manajemen pengelolaan sampah yang kurang maksimal ini disebabkan oleh ketersediaan alat dan sumber daya manusia yang belum tercukupi. Selain itu, TPST Mekarsari memiliki peranan penting dalam mengelola sampah domestik untuk 3.000 kepala keluarga. “Akibatnya penanganan sampah masih belum maksimal karena masih saling tercampur,” tutur Lissa.
Dosen Departemen Manajemen Bisnis ini menuturkan, kegiatan KKN Abmas ini bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ngigas Makmur. Kerja sama tersebut diwujudkan dalam bentuk pembelian tiga unit alat pemrosesan sampah yang terdiri dari satu unit alat pemilah sampah, satu unit alat pencacah sampah organik, dan satu unit incinerator. “Tujuannya untuk memaksimalkan proses pengelolaan sampah,” jelasnya.
Lebih lanjut, tim ini pun melakukan kegiatan sosialisasi terkait pengelolaan sampah yang baik. Proses pengelolaan sampah ini diawali dengan pemilahan timbunan sampah sebagai sampah organik dan sampah plastik menggunakan alat pemilah sampah. Kemudian, sampah organik yang telah dipisahkan akan diproses dengan mesin pencacah untuk dijadikan pupuk kompos. Sementara untuk sampah plastik, diproses dengan mesin incinerator (pembakaran) yang berfungsi untuk membakar sampah dengan sistem tertutup.
Lissa berharap, setelah diadakannya pengembangan tersebut, TPST Mekarsari dapat berjalan dengan prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle (3R). Hal tersebut sejalan dengan Undang-undang (UU) No. 18 Tahun 2008, tentang strategi pengelolaan sampah dengan cara 3R agar ramah lingkungan dan berbasis masyarakat. “Semoga TPST Mekarsari juga mampu menampung lebih banyak sampah dan meningkatkan nilai ekonomis sampah,” tutup Lissa. (*)
Reporter : Regy Zaid Zakaria
Redaktur: Muhammad Miftah Fakhrizal
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan