ITS News

Jumat, 22 November 2024
27 September 2022, 20:09

KKN ITS Dorong Geliat Bisnis Kopi, Rancang Mesin Sangrai Berbasis IoT

Oleh : Tim Website | | Source : -
Tim KKN Abmas ITS bersama salah satu penggiat UMKM, Fery Kurnia Sandy (tengah) usai hibah alat

Tim KKN Abmas ITS bersama salah satu penggiat UMKM, Fery Kurnia Sandy (tengah) usai hibah alat

Kampus ITS, ITS News – Tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang mesin sangrai biji kopi portabel untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kawasan Kebomas, Gresik.

Ketua tim KKN Abmas ITS Ir Ahmad Fauzan ‘Adziimaa ST MSc menjelaskan, alat ini digagas untuk mencegah kerugian yang dialami UMKM saat hendak menyuplai biji kopi dalam jumlah besar. Pasalnya, penentuan kualitas biji kopi yang ingin dibeli hanya dapat dilihat lewat proses sampling atau penyangraian. “Biji kopi yang berkualitas dan proses yang lebih efisien tentunya dapat meningkatkan profit UMKM,” ungkap dosen yang akrab disapa Fauzan ini.

Untuk itu, digagaslah sebuah mesin sangrai portabel yang dilengkapi dengan display berbasis Internet of Things (IoT). “Kami juga menyiapkan sebuah aplikasi bernama Blynk untuk monitoring, aplikasinya dapat diunduh di AppStore maupun PlayStore,” urai dosen Departemen Teknik Instrumentasi ITS tersebut.

Detail display LCD mesin sangrai biji kopi portabel karya tim KKN Abmas ITS

Detail display LCD mesin sangrai biji kopi portabel karya tim KKN Abmas ITS

Dengan aplikasi itu, pengguna dapat memantau suhu, waktu, dan kecepatan penyangraian dengan mudah lewat ponsel cerdas. Dalam perancangannya, tim KKN Abmas ITS terlebih dulu menganalisis kebutuhan UMKM dan membuat desain sesuai dengan kebutuhan mereka. Selanjutnya, dilakukan beberapa trial and error agar mesin tersebut memiliki fungsi yang sama seperti mesin sangrai biji kopi pada umumnya.

Menurut Fauzan, proses konversi mesin sangrai biji kopi berkapasitas besar menjadi mesin berkapasitas kecil bukanlah hal yang mudah. Peletakan setiap komponennya perlu diperhatikan agar dapat berfungsi secara maksimal. “Mesin ini menggunakan bahan bakar tabung gas portabel dengan kapasitas maksimal 200 gram dan lama waktu penyangraian 8-15 menit,” jelasnya.

Di samping itu, menurut Fauzan, hasil penyangraian mesin ini pun dinilai sangat memuaskan. Selain dapat digunakan sebagai sampling, alat ini juga mampu menentukan jenis kopi yang cocok untuk setiap biji yang disangrai. “Mesin ini menunjukkan apakah biji kopi tersebut cocok dijadikan espresso, filter, atau jenis kopi yang lain,” ujarnya.

Tim KKN ITS tengah mencoba kopi hasil penyangraian menggunakan mesin portabel

Tim KKN ITS tengah mencoba kopi hasil penyangraian menggunakan mesin portabel

Cara penggunaan mesin ini pun sangat mudah. Pertama, pengguna harus menyalakan mesin dan memasukkan biji kopi yang akan disangrai. Selanjutnya, pengguna dapat membuka aplikasi Blynk di ponsel untuk mengatur suhu dan revolusi per menit (rpm) yang diinginkan. “Terakhir, mereka (pengguna, red) hanya perlu menunggu notifikasi dari ponsel yang akan menunjukkan bahwa proses sangrai telah usai,” akunya.

Kegiatan yang berlangsung pada Agustus lalu ini turut diikuti oleh delapan mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi. Meski sempat mengalami kendala dalam mendetailkan fabrikasi teknis dan sistem komunikasi data, kegiatan pengabdian ini dapat berjalan lancar berkat kontribusi seluruh elemen di dalamnya.

Ke depan, tim KKN Abmas ITS berencana untuk mengedukasi para petani kopi terkait mesin sangrai ini. “Kami berharap alat ini dapat membantu UMKM dalam mendapatkan kualitas biji kopi yang bagus sekaligus memasarkan hasil panen kopinya,” pungkasnya. (HUMAS ITS)

 

Reporter: Erchi Ad’ha Loyensya

Berita Terkait