Kampus ITS, ITS News – Besarnya jumlah kecelakaan kerja masih menjadi masalah serius dalam industri. Mengetahui fakta tersebut, Dr Vendy Hendrawan Suprapto ST MMT, mahasiswa program studi Doktor Manajemen Teknologi (DMT), Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), teliti solusi untuk meningkatkan keselamatan kerja dengan menganalisis integrasi beberapa metode.
Laki-laki kelahiran Blitar tersebut menjabarkan, data dari Bureau of Labor Statistics (BLS) menunjukkan bahwa pada 2019 telah terjadi 5.333 kasus kecelakan kerja fatal di Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri, angka kecelakaan kerja mencapai berkali-kali lipat dari angka tersebut, yaitu sekitar 77 ribu. “Hal tersebut terjadi karena beberapa aspek, diantaranya aspek manusia dan organisasi,” sambungnya.
Oleh karena itu, melalui disertasinya yang berjudul Impact of Human Performance Improvement (HPI) and Operational Learning (OL) on Organizational Safety Culture (OSC) and Safeguard Implementation, Vendy merancang kerangka metodologi untuk mengurangi tingginya jumlah kecelakaan kerja tersebut. “Keselamatan kerja sangat penting untuk diperhatikan, terlebih untuk industri dengan risiko yang tinggi,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Vendy memaparkan, HPI merupakan metode pendekatan strategis untuk mengurangi dan mengontrol kecelakaan kerja yang diakibatkan manusia. “Sedangkan adanya OL diharapkan dapat mendorong pekerja untuk bersuara mengenai kecelakaan kerja yang ada di lapangan tanpa ada rasa terintimidasi,” terang laki-laki yang mendapat gelar sarjana dari Departemen Teknik Elektro ITS tersebut.
Vendy melanjutkan, OSC adalah keyakinan, persepsi, dan nilai-nilai yang dimiliki karyawan yang memperlihatkan komitmen dan implementasi keselamatan kerja. Sedangkan safeguard merupakan pengendalian yang digunakan untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan kerja. “Penelitian yang saya lakukan mempelajari pengaruh HPI dan OL terhadap implementasi OSC dan Safeguard di salah satu produsen minyak terbesar di Indonesia,” paparnya.
Melalui bimbingan Prof Ir I Nyoman Pujawan MEng PhD, Vendy mengumpulkan data-data penelitian dengan melibatkan 260 pekerja pertambangan minyak dan gas. Hasil penelitiannya menyatakan, integrasi HPI dan OL ternyata memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap implementasi OSC dan Safeguard. “Dengan demikian, harapannya penelitian ini dapat berkontribusi untuk meningkatkan budaya keselamatan kerja di suatu industri,” tandasnya.
Kerangka kerja yang diusulkan alumnus Manajemen Industri SIMT ITS tersebut mampu mengantarkannya meraih gelar Doktor Manajemen Teknologi, setelah dinyatakan lulus pada Sidang Terbuka Promosi Doktor yang digelar pada Kamis (29/09). Program studi DMT tersebut mulai menerima mahasiswa pada Agustus 2020 lalu, dan Vendy menjadi mahasiswa pertama sekaligus lulusan pertama program studi tersebut.
Selama menempuh studi doktoralnya, ternyata Vendy juga berprofesi sebagai Health, Safety, and Environment (HSE) Planning Team Manager di Pertamina Hulu Rokan. Meskipun menempuh studi sembari bekerja, laki-laki kelahiran 1983 ini berhasil menyelesaikan studi doktoralnya dalam kurun waktu dua tahun. Tak hanya itu, penelitian yang dikembangkan Vendy sudah banyak disosialisasikan dalam bentuk seminar dan pelatihan di tempat ia bekerja. (*)
Reporter: Tyara Novia Andhin
Redaktur: Raisa Zahra Fadila
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan