Kampus ITS, ITS News — Salah satu upaya agar Indonesia memiliki resiliensi terhadap ancaman resesi ekonomi adalah dengan menanamkan kemampuan berwirausaha. Untuk itu, co-founder Dus Duk Duk sekaligus alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membagikan kiat-kiatnya dalam berbisnis lewat telewicara Technopreneurship Development Center (TDC) Summit Fest 2022.
Selain mengadakan talkshow, acara ini menjadi ajang pengumuman kelima pemenang bisnis startup di bawah bimbingan TDC. Mengusung tema Accelerate Startup Fundamental, salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ITS ini mempunyai misi mendukung para startup potensial dan generasi muda agar memiliki fundamental kuat dalam dunia bisnis.
Sebagai salah satu pembicara, Muhammad Arif Susanto menyampaikan bahwa dalam berbisnis hendaknya dimulai dari melihat permasalahan sekitar. Contohnya, Indonesia memiliki keberagaman sumber daya yang dapat memicu terbentuknya beragam permasalahan. Permasalahan tersebut dapat menjadi peluang bisnis serta dapat dikonversi dalam bentuk ide, gagasan, dan empati yang menjadi bakal kegiatan berbisnis.
Sebagai salah satu entrepreneur muda ia berujar, dalam meniti karir sebagai seorang pebisnis juga harus didampingi dengan niat yang kuat. Niat ini akan memberikan keberanian untuk membentuk jiwa pebisnis, mengembangkan ide bisnis yang dimiliki, dan menjadi fundamental dalam memulai dunia bisnis. “Fundamental tersebut berguna untuk mencerminkan bagaimana sistematisasi bisnis yang akan dikembangkan,” terangnya pada Sabtu (9/10).
Berkaca dari pengalaman berbisnisnya, lelaki yang akrab disapa Arif ini menuturkan bahwa perjalanan Dus Duk Duk diawali dengan pandangan masyarakat yang mengira ide ini hanya sebatas desain kardus yang tidak terlalu memiliki nilai jual. Hal ini lah yang menjadi tantangan bagi Arif untuk mengambil langkah dan menyusun strategi agar stigma tersebut dapat terpatahkan.
Langkah yang ia ambil saat itu di antaranya adalah membuat strategi pemasaran produk yang baik, operasional karya yang terencana, kejelasan finansial produk, serta akuntansi produk yang jelas. “Berdasarkan usaha yang kami lakukan itu, perlahan dapat mengubah pandangan orang yang negatif terhadap produk kita menjadi positif,” jabarnya saat di Gedung Robotika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Pebisnis yang berhasil tembus Forbes 30 under 30 ini menambahkan bahwa perluasan relasi juga akan membantu kita dalam memperkenalkan usaha, baik kepada pasar hingga investor. Selain itu, dalam proses membangun bisnis, harus menyalurkan pelayanan yang terbaik untuk memublikasikan usaha yang sedang kembangkan.
Terciptanya jiwa-jiwa pebisnis juga melalui proses pembelajaran terhadap setiap kegagalan yang ada. Kegagalan tersebut akan membentuk seseorang menjadi lebih kuat melalui evaluasi terhadap kegagalan tersebut. “Walaupun berat, tetapi itu merupakan tantangan kita untuk mencapai goals”, tutur Arif.
Ia berharap, kedepannya banyak anak muda yang berani berwirausaha. Dengan menerapkan prinsip fundamental dalam berbisnis, diharapkan sekaligus dapat menjadi bekal untuk usaha yang dirintis. “Setidaknya kalau sudah bagus pondasi dan strateginya tinggal dikembangkan dan dapat jadi tameng pertahanan di tengah ancaman resesi di masa mendatang,”tandas Arif. (*)
Reporter: ion9
Redaktur: Fatima Az Zahra
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan