Kampus ITS, ITS News — Sangat besar tantangan masyarakat dan juga pelaku industri dalam merubah gaya hidup menuju gaya hidup yang bebas dari emisi karbon. Hal ini yang menjadi salah satu topik utama dalam kegiatan Seminar Nasional 100 Tahun Industri Otomotif Indonesia oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Graha Sepuluh Nopember ITS, Selasa (11/10).
Direktur PLN Mega Proyek dan Energi Terbarukan, Wiluyo Kusdwiharto, menjelaskan bahwa Indonesia pada tahun 2020 telah menghasilkan emisi karbon mencapai 1,5 miliar ton yang berasal dari transportasi dan pembangkit energi. Upaya yang dilakukan oleh Perusahaan Listrik negara (PLN) adalah melakukan pengembangan proyek berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam skala besar. ”Kami akan bergerak cepat untuk segera mewujudkan pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan di Indonesia,” terang alumni sarjana Teknik Mesin ITS ini.
Sembari hal tersebut berjalan, PLN pun menggalakkan salah satu program dekarbonisasi PLN. Hal ini dilakukan dengan mengubah gaya hidup masyarakat dari menggunakan bahan bakar fosil menjadi bahan bakar yang lebih ramah lingkungan seperti kendaraan listrik. Regulasi di Indonesia untuk kendaraan listrik sudah sangat didukung oleh pemerintah. “PLN mendukung juga penggunaan kendaraan listrik dengan adanya pembangunan beberapa Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai daerah,” ungkap Wiluya.
Masih dalam transisi ke gaya hidup bebas emisi karbon, Direktur Utama Pertamina Gas (Pertagas), Gamal Imam Santoso menyebutkan bahwa transisi energi sedang dilakukan. Hal yang dilakukan oleh Pertagas adalah dengan mendukung hotel, restoran dan kafe dengan menggunakan LNG (Liquefied Natural Gas) yang sudah dikembangkan di berbagai daerah Indonesia. Dan juga sudah mulai menyuplai LNG sebagai bahan bakar kapal. Selanjutnya metanisasi yang juga merupakan proyek inovasi oleh pertagas yang memiliki efisiensi serta mendukung program Net zero Emission.
Profesor Riset Bidang Teknologi Proses Elektrokimia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Dr Eng Eniya Listiani Dewi BEng MEng, menambahkan pentingnya untuk mulai mengembangkan teknologi hidrogen. Menurutnya, teknologi hidrogen sudah harus dikembangkan di Indonesia dan peluang pemanfaatan hidrogen dapat juga ke bidang ekonomi. “Pada saat ini kita akan masuk ke energi hidrogen dan Indonesia sendiri sudah memulai banyak program untuk Net Zero Emission 2060,” ungkapnya.
Prof Dr Eng Eniya Listiani Dewi mengatakan bahwa sumber daya manusia di Indonesia saat ini sudah membaik sehingga harapannya dengan adanya seminar ini para mahasiswa dan masyarakat dapat berinovasi dan juga mendukung program pemerintah Net Zero Emission 2060.
Reporter : ion3
Redaktur : Muhammad Miftah Fakhrizal
Kampus ITS, ITS News — Kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen telah memicu
Kampus ITS, ITS News – Tim MedPhy.Edu Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan Fantom
Kampus ITS, Opini — Dengan kemajuan teknologi di era modern ini, media sosial kini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran