Kampus ITS, ITS News — Rancangan pembangunan konstruksi yang tidak diproyeksikan untuk keberlanjutan ekosistem berpotensi merusak lingkungan secara masif. Menilik isu ini, tiga dosen ahli paparkan konsep konstruksi berkelanjutan yang ideal untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dalam Webinar Civil Expo Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 2022, Sabtu (15/10) lalu.
Dosen Fakultas Sains dan Teknik Soka University, Prof Toda Tatsuki, menekankan pentingnya pengembangan konstruksi yang berbasis ramah lingkungan untuk mengurangi dampak buruk pembangunan. Untuk itu, kemampuan mengatasi permasalahan limbah yang berpengaruh pada ekosistem perairan menurutnya perlu ditingkatkan. “Jika dibiarkan, dampaknya akan merusak masa depan bumi,” tutur profesor asal Negeri Sakura ini.
Lebih lanjut, Toda memaparkan bahwa ia sendiri sudah memiliki proyek garapannya dalam upaya mengolah limbah pembangunan di lingkup perairan. Proyek yang digarapnya bersama beberapa universitas ternama dunia ini berfokus dalam mengatasi limbah pembangunan kolam akuakultur yakni tambak udang. Limbah berupa lumpur yang dihasilkan dari kolam ini diolah melalui proses daur ulang fermentasi aerobik.
Dalam proses ini digunakan karbon aktif dan nitrat dari limbah perairan tersebut. Lebih lanjut, bagian atas kolam diberikan lapisan bio reaktor yang membantu proses penanaman mikroalga. Lalu, mikroalga inilah yang akan diproses menjadi barang lebih bermanfaat. “Hasilnya berupa kapsul antioksidan, suplemen makanan maupun pewarna alami,” tambahnya.
Di samping hal itu, menurut Ir Dr Mubarak A Wahab PE PhD MIEM CE AM ASCE, meminimalisasi dampak lanjutan terhadap ekosistem perairan, urgensi konstruksi bangunan daratan sebagai konsentrasi utama pembangunan IKN Nusantara tidak dapat dilupakan. Doktor lulusan University of Melbourne ini merunut alasan konstruksi berkelanjutan ramah lingkungan harus menjadi konsentrasi penting dalam pembangunan IKN Nusantara. Alasan tersebut di antaranya adalah pemanasan global dan pesatnya pertumbuhan populasi manusia. “Serta perubahan iklim yang semakin mengganas,” tuturnya.
IKN Nusantara yang diproyeksikan menjadi Green Smart Global City, menurut Mubarak memerlukan inovasi konstruksi kota yang cerdas pula. Kolaborasi teknologi dalam proses perencanaan, pembangunan, serta pengawasan dalam proses konstruksi bangunan hijau diperlukan untuk menjamin terwujudnya konsep kota cerdas yang diusung.
Membahas terkait pembangunan berkelanjutan, perlu diperhatikan pula struktur tempat bangunan hijau yang akan dikembangkan ini berpijak. Dr Yudhi Lastiasih ST MT dalam sesi penutup menyebutkan bahwa pemerintah perlu belajar dari kasus longsor yang terjadi di salah satu pabrik di Samarinda, Kalimantan Timur. Menurutnya, pembangunan yang digarap di daerah berbukit dengan tipografi yang tidak sesuai menjadi penyebab terjadinya fenomena ini. Melalui kajian pembangunan konstruksi berkelanjutan diharapkan fenomena sejenis tidak akan lagi terjadi. (*)
Reporter : ion28
Redaktur: Muhammad Miftah Fakhrizal
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan