Kampus ITS, ITS News – Sehat sejatinya merupakan kondisi yang optimal baik secara fisik, mental, dan sosial. Masalah kesehatan mental di Indonesia yang masih tinggi, terutama di kalangan mahasiswa, membuat Himpunan Mahasiswa Teknik Transportasi Laut (Himaseatrans) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) beberkan pentingnya kesehatan mental lewat webinar Managing a Well Balance Work and Personal Life.
Meningkatnya kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa membuat masyarakat menyadari bahwa isu kesehatan mental sangatlah penting. Berdasarkan urgensi tersebut, Himaseatrans berinisiatif mengangkat isu kesehatan mental dengan memberikan kesadaran atas pentingnya kesehatan mental kepada mahasiswa-mahasiswa di Departemen Teknik Transportasi Laut.
Narasumber dalam webinar kali ini, Tiara Diah Sosialita MPsi Psikolog, menjelaskan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi sejahtera dari suatu individu. Artinya, suatu individu mampu mengenal dan memahami dirinya sendiri, menghadapi tekanan dan stres, serta beraktivitas secara produktif. Ia juga menekankan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi yang sangat penting dan vital bagi seseorang. “Tidak ada kesehatan tanpa adanya kesehatan mental,” jelas Tiara.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan di tahun 2018, prevalensi gangguan kesehatan mental terbesar yang terjadi di Indonesia adalah gangguan mental emosional pada penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 19,8 persen. Psikolog klinis dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya tersebut menegaskan bahwa mayoritas pengidap penyakit kesehatan mental adalah mahasiswa. “Dari 19,8 persen tersebut, hanya 9 persen yang mendapatkan penanganan,” terang Tiara.
Tiara menelaah bahwa masalah yang menjadi akar dari permasalahan kesehatan mental pada mahasiswa lahir dari tuntutan lingkungan eksternal maupun internal mahasiswa itu sendiri, misalnya tuntutan orang tua, akademik, dan hubungan interpersonal. Untuk mengatasi hal tersebut, dosen Universitas Airlangga tersebut mengajak mahasiswa Departemen Teknik Transportasi Laut untuk menerapkan strategi work-life balance.
Work-life balance merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur dan membagi waktu antara kehidupan sebagai mahasiswa dengan kehidupan pribadi. Pada prinsipnya, ada tiga aspek utama yang mempengaruhi work-life balance, yaitu waktu, keterikatan dengan diri sendiri maupun orang lain, dan kepuasan.
Untuk meraih keseimbangan dalam hidup, tidak ada model atau metode sempurna yang bisa diterapkan oleh semua orang. Akan tetapi, ada empat cara yang mampu diterapkan untuk mengadopsi work-life balance dalam kehidupan sehari-hari, yaitu reframing, mengatur skala prioritas, mengurangi perfeksionisme, dan negosiasi.
Pertama adalah reframing, artinya suatu individu harus mampu memaknai sepenting apa kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadinya. Kedua, membuat skala prioritas. Tiara menyebutkan bahwa dengan banyaknya tuntutan dari internal dan eksternal mengharuskan mahasiswa untuk mahir menentukan dan mengelompokkan segala sesuatunya berdasarkan skala prioritas.
Psikolog tersebut membagikan kiatnya kepada para mahasiswa Departemen Teknik Transportasi Laut dengan menggunakan diagram prioritas. “Kalian kelompokkan kegiatan kalian berdasarkan penting dan mendesak, penting dan tidak mendesak, tidak penting dan mendesak, dan tidak penting dan tidak mendesak, “ jelas Tiara.
Ketiga adalah mengurangi perfeksionisme. Wanita asal Surabaya tersebut menerangkan bahwa perfeksionisme dapat membuat suatu individu menjadi kaku dan tidak fleksibel. Ketidakfleksibelan tersebut dapat berdampak negatif pada work-life balance.
Dan yang terakhir, bernegosiasi. Tiara mengutarakan kemampuan bernegosiasi juga dapat membantu suatu individu tetap menyeimbangkan kehidupannya jika dirasa ada pekerjaan yang memberatkan. Tiara berharap dengan menerapkan strategi work-life balance ini, mahasiswa mampu menjaga kesehatan mental mereka sekaligus menghadapi setiap tuntutan dan tekanan sebagai mahasiswa. (*)
Reporter: ion10
Redaktur: Muhammad Miftah Fakhrizal
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan