Kampus ITS, Opini — Hari Tangan Kiri Internasional menjadi salah satu bentuk peringatan akan keberadaan segelintir orang yang menggunakan tangan kiri sebagai tangan dominan. Ternyata, perbedaan kecil ini dapat memiliki makna yang jauh lebih besar dengan bantuan implifikasi oleh budaya pada suatu waktu tertentu.
Perlu diketahui, konsepsi negatif akan penggunaan tangan kiri ini telah lama menjadi bagian dalam sejarah peradaban manusia. Sejak masa Mesir Kuno, Yunani Kuno, Peradaban Roma, hingga abad ke 19, penggunaan tangan kiri selalu diindikasikan dengan hal-hal tabu pada masing-masing masa. Pada rentang waktu inilah kemampuan dalam penggunaan tangan kiri menjadi hal lahiriah yang menandakan ketidakberuntungan.
Selain itu, adapun dalam adat Jawa, paling tidak yang penulis anut, penggunaan tangan kanan sebagai tangan dominan merupakan salah satu bentuk kesopanan. Kegiatan menunjuk, mengambil, dan memberikan barang menuntut tangan kanan sebagai sang aktor utama sebagai bentuk penghormatan, terutama bagi yang lebih tua.
Namun, tentu menjadi sebuah pertanyaan mengapa perbedaan penggunaan tangan dapat memiliki nilai-nilai tertentu pada setiap masa. Hal ini menunjukkan bahwa seringkali manusia memberikan makna pada satu dua hal yang sejatinya tidak bermakna. Kemampuan inilah yang juga membuat manusia dapat bertahan hingga sekarang akibat pengalamannya memberikan makna pada hidup.
Pengelompokan ini sekaligus menunjukkan bahwa kita sangat rentan dalam mengalami bias ketika mengambil kesimpulan terhadap suatu hal. Seringkali, kita terburu-buru mengambil asumsi terhadap suatu hal tanpa mengetahui fakta keseluruhannya. Apalagi hal ini didukung oleh terbukanya informasi lewat internet yang dapat mengamplifikasi sebuah kalimat dengan caranya sendiri.
Selain itu, hiruk pikuk di internet juga semakin memperlihatkan tendensinya dalam mempengaruhi opini dan posisi seseorang terhadap sesuatu hal. Memiliki sepuluh orang yang meyakini satu hal dapat mempengaruhi seratus orang lainnya dibandingkan seseorang dengan opini berbeda diantara sepuluh orang lainnya. Apalagi dengan bantuan internet, pertidaksamaan tersebut dapat berubah semakin jauh lagi.
Untuk itu, terkadang kita harus mengutamakan kesabaran dan lebih sedikit menahan diri. Salah satu kutipan yang paling berkenaan dengan pembahasan ini datang dari Mahatma Gandhi. Speak only if it improves upon the silence, kalimat ini dapat menjadi obat pengingat di tengah-tengah intensi untuk mencari validasi di zaman sekarang.
Untuk itu, peringatan Hari Tangan Kiri Internasional setiap 13 Agustus hendaknya dapat menjadi sarana refleksi kita untuk melihat berbagai perspektif sebelum menarik kesimpulan. Selain itu, kemampuan menahan diri salah satu hal yang sangat diperlukan dalam mengelola informasi yang beredar dan memberikan cukup waktu untuk memvalidasinya.(*)
Ditulis oleh:
Ricardo Hokky Wibisono
Reporter ITS Online
Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ITS Angkatan 2021
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),