Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya meminimalisir risiko bencana khususnya bagi para penyandang disabilitas, tim kolaborasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan Masyarakat Tangguh Indonesia, Surabaya Resilience Project memperkenalkan Peta Evakuasi Raba Berbicara (EVARI). Sosialisasi ini berlangsung secara luring, Sabtu (29/10).
Sebagai ketua tim, Adjie Pamungkas ST MDev Plg PhD menjelaskan, Kota Surabaya memiliki risiko terjadinya berbagai bencana alam, salah satu yang paling berbahaya adalah gempa bumi. Hal ini dikarenakan, kota ini dilalui oleh dua sesar aktif yang bergerak dengan kecepatan 0,05 milimeter per tahun. “Hal ini membawa potensi gempa 6,5–7,5 M,” ujarnya.
Di antara 2,87 juta jiwa penduduk Surabaya, kalangan penduduk yang paling rentan terhadap bencana alam adalah para penduduk yang menyandang disabilitas. Selain itu, rasio kelompok disabilitas juga menjadi faktor penentu kerentantan sosial terbesar di Kota Surabaya. Hal ini disebabkan para penyandang disabilitas memiliki kebutuhan khusus saat tanggap darurat. “Maka dari itu, saya dan tim mencetuskan inovasi Peta EVARI” ucapnya.
Peta EVARI merupakan sebuah peta 3 dimensi (3D) yang menggambarkan skema kompleks bangunan dengan desain mudah dibaca dan dimengerti oleh para penyandang disabilitas. Dari luar, inovasi ini terlihat layaknya sebuah maket 3D kompleks bangunan, namun memiliki beberapa fitur lebih.
Dosen Departemen Perencanaan Wilayah Kota (PWK) ITS ini menuturkan, peta ini memiliki beberapa fitur seperti legenda peta dan kode informasi dalam braille. Lalu terdapat lampu Light Emitting Diode (LED), penunjuk langkah menuju titik kumpul, dan jalur evakuasi serta titik kumpul yang ditandai dengan warna terang.
Terdapat beberapa keunggulan fitur dari Peta EVARI. Pertama, model kompleks bangunan yang sepenuhnya dalam bentuk 3D. Hal ini berfungsi sebagai alat peraga yang memberikan informasi keberadaan bangunan-bangunan sesuai dengan kondisi nyata. Hal ini juga memungkinkan model 3D yang dapat diraba oleh para tunanetra untuk mengetahui informasi orientasi bangunan-bangunan.
Peta ini juga memiliki komposisi warna yang kontras berupa warna kuning untuk model 3D bangunan-bangunan dan warna hijau untuk latar belakangnya. Selain memudahkan bagi orang dengan gangguan lemah penglihatan (low vision), fitur ini dapat digunakan oleh penyandang tunarungu.
Dengan adanya fitur-fitur dan keunggulan Peta EVARI ini dapat dimanfaatkan sebagai instrumen media pembelajaran kesiapsiagaan bencana dan juga sebagai peta jalur evakuasi gempa bumi. “Peta ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan respon para warga untuk meminimalisir risiko saat bencana,” ucapnya.
Melihat potensi Peta EVARI, pemerintah Inggris memberikan pendanaan kepada tim yang dibawahi oleh Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) untuk menyelesaikan proyek ini. Perwakilan dari Kantor Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Ianto Jones BA MA MSc menjelaskan, melalui upaya diplomasi dan pengembangan pemerintah Inggris menyalurkan pendanaan dalam upaya meningkatkan hak-hak penyandang disabilitas secara global.
Pendanaan ini disalurkan melalui program Global Future Cities yang membagikan 80 juta poundsterling kepada lebih dari 19 kota di seluruh dunia, termasuk Surabaya. “Kami merasa bangga berkolaborasi dengan ITS dalam proyek ini, terutama juga dengan paten perangkat ini yang telah diterbitkan,” ucap Ianto. (*)
Reporter: ion11
Redaktur: Fatima Az Zahra
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan