Kampus ITS, ITS News – Dewasa ini, masih banyak desa di Indonesia yang tertinggal dalam sektor infrastruktur telekomunikasi. Untuk meninimalkan kesenjangan digital tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berupaya memberikan pelatihan terkait pengolahan data di 15 desa dan Badan Pusat Statistik (BPS) wilayah Nganjuk.
Ketua pelaksana tim Abmas, Prof Dr Rer Pol Heri Kuswanto MSi mengungkapkan bahwa masih banyak perangkat desa yang belum melek akan data. Akibatnya, kesimpulan data yang dihasilkan menjadi tak tepat sasaran. “Ketika kesimpulan yang diperoleh tidak tepat, maka kesahihan pengambilan keputusan akan dipertanyakan,” tuturnya.
Saat diskusi dengan pihak setempat, Heri bercerita bahwa mereka sering dijadikan perantara dalam mendapatkan data oleh berbagai instansi, terlebih kementerian. Akan tetapi, mereka tak pernah memperoleh rekapitulasi data yang diambil oleh instansi yang bersangkutan. “Dalam satu tahun, terdapat permintaan data yang sama oleh beberapa instansi, sehingga kami harus melakukan survei berulang kali,” ungkap guru besar termuda ITS tersebut.
Berangkat dari situ, tim Abmas Laboratorium Statistika Komputasi dan Sains Data Departemen Statistika ITS hadir untuk mengadakan pelatihan terkait cara pengumpulan, pengolahan, serta analisis data. “Pada pelatihan ini, 34 peserta diajarkan teknik pengambilan, pengolahan, dan analisis data menggunakan teknologi terkini,” jelas dosen Departemen Statistika itu.
Sebelumnya, timpal Heri, survei di Kawasan desa masih menggunakan kertas sehingga kurang efisien dan memakan banyak anggaran. “Untuk itu, tim kami mengajarkan teknik pengambilan data menggunakan Google Form serta pengolahan, analisis data, dan pembuatan grafik menggunakan aplikasi Microsoft Excel,” imbuhnya.
Tak hanya itu, terdapat empat materi utama yang turut diberikan kepada peserta selama pelatihan ini berlangsung. Diantaranya adalah materi pengenalan pentingnya data, materi Google Form untuk pengumpulan dan penyimpanan data, serta materi pembuatan rangkuman data berdasarkan hasil Google Form menggunakan pivot table.
Di samping itu, terdapat pula materi pembuatan visualisasi data menggunakan Microsoft Excel. “Mereka juga dibekali ilmu terkait cara meringkas tautan menggunakan domain Intip.in sekaligus dikenalkan dengan grafik-grafik yang penting dan kerap dipakai,” ujar Heri.
Pelatihan yang dilaksanakan di Balai Desa Klagen ini turut melibatkan enam dosen dan enam mahasiswa yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dengan pelatihan ini, ke depan, Heri berharap pengambilan kebijakan di desa dapat lebih tepat sasaran. “Semoga segala keputusan yang diambil perangkat desa didasari oleh data yang sudah terolah dengan baik,” pungkasnya penuh harap. (*)
Reporter: Thariq Agfi Hermawan
Redaktur: Erchi Ad’ha Loyensya
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan