Kampus ITS, ITS News – Dalam mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan, dibutuhkan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDA) yang profesional dalam mengelola pariwisata. Optimalisasikan pengelolaan pariwisata, Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inisiasi program pelatihan pemandu wisata dalam pengembangan destinasi wisata di Kampung Pecinan, Surabaya.
Bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kota Surabaya, kegiatan pelatihan ini merupakan bagian dari serangkaian pembelajaran mata kuliah Perencanaan Pariwisata yang diusung Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota. Kegiatan dalam mata kuliah ini ditujukan agar mahasiswa dapat secara langsung mempelajari apa saja komponen pariwisata serta proses pengembangan suatu daerah wisata melalui pelatihan Sumber Daya Manusia.
Diikuti oleh sembilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) asal Kelurahan Bongkaran dan Kelurahan Kapasan Kota Surabaya, kegiatan ini menyorot pengembangan SDA di daerah wisata melalui pelatihan Pokdarwis. Lebih lanjut, kegiatan ini juga mengangkat subtopik kepemanduwisataan (hospitality) sebagai langkah awal pengembangan Kampung Pecinan.
Salah satu perwakilan tim mahasiswa perencanaan pariwisata, Gabriella S N Erari, menuturkan bahwa Kampung Pecinan memiliki berbagai potensi daya tarik wisata. Mulai dari atraksi barongsai, suvenir dan kuliner khas tionghoa, serta bangunan cagar budaya yang tergolong autentik. Namun dalam kenyataannya, pengembangan potensi wisata di Kampung Pecinan belum cukup baik lantaran kurangnya keterampilan SDA dalam melakukan promosi wisata.
Lebih lanjut, Gabriella juga mensinyalir bahwa masyarakat setempat belum sepenuhnya aktif berkontribusi dalam mengembangkan wisata di daerah mereka. Akibatnya, proses pengembangannya berjalan lama dan belum tertata dengan baik.
Untuk itu, mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota tersebut mengungkapkan bahwa penguatan identitas dari kampung wisata pecinan perlu dilakukan. Contohnya saja, ornamen tionghoa yang menjadi ciri utama kampung wisata masih kurang menonjol, sehingga suasana kampung masih seperti kampung pada umumnya. “Karena itu, mereka (masyarakat setempat, red) perlu dilatih supaya kampung pecinan dapat lebih berkembang,” tuturnya.
Selaras dengan hal tersebut, trainer pramuwisata, I Putu Hardani S St M MPar, dalam pemaparan materinya menyampaikan pentingnya keberadaan pramuwisata sebagai komunikator untuk membingkai citra positif dari wisata setempat. Sikap hangat dalam menyampaikan informasi, mengilustrasikan, dan mempromosikan apa pun yang berkaitan dengan daerah setempat sangat diperlukan untuk memberikan kesan baik bagi para wisatawan.
Melalui pelatihan tersebut, diharapkan masyarakat dapat belajar menjadi pemandu wisata dengan sikap ramah, sopan, dan menghormati wisatawan. Hasilnya adalah kesan yang tak terlupakan dan meningkatkan kepuasan wisatawan yang berkunjung. “Semoga masyarakat setempat juga dapat merasakan manfaat khususnya dibidang ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka,” pungkasnya. (*)
Reporter: Shauma Aulya Zahra
Redaktur: Raisa Zahra Fadila
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan